Dark/Light Mode

Bunuh Diri Karena Ekonomi

Menyedihkan, Sekeluarga Lompat Dari Lantai 22

Kamis, 14 Maret 2024 08:20 WIB
Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu (9/3/2024). (Foto: Antara/Mario Sofia Nasution/am)
Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu (9/3/2024). (Foto: Antara/Mario Sofia Nasution/am)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus bunuh diri lagi-lagi terjadi. Belum lama ini, sekeluarga tewas bunuh diri setelah lompat dari lantai 22. Sejauh ini, motif bunuh diri diduga karena faktor ekonomi.

Peristiwa menyedihkan itu, terjadi di apartemen Teluk Intan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu (9/3/2024) sore. Namun, berita ini jadi viral, kemarin. Satu keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan 2 anaknya, tewas bersama dengan cara lompat dari lantai 22. Mereka adalah Eddy Anwar alias EA usia 50 tahun, istrinya AIL 52 tahun, remaja laki-laki berinisial JWA (13) dan remaja wanita JL (16).

Usai kejadian, polisi langsung memeriksa tempat kejadian perkara (TKP). Mulai memeriksa saksi hingga mengamankan bukti CCTV. Dari penuturan saksi, korban merupakan penghuni apartemen yang sudah 2 tahun tidak menempati unitnya.

Guna pemeriksaan lebih lanjut, kemarin, polisi kembali melakukan pemeriksaan ulang. Polisi ingin mendapatkan hasil yang mendetail untuk menyimpulkan motifnya. Apakah murni karena faktor ekonomi, atau ada hal lain.

Baca juga : Tak Mau Gabung ke Pemerintah, Anies Pilih Jalur Oposisi

“Kami butuh pemeriksaan DNA, otopsi psikologi dan digital forensik dan lainnya,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, Rabu (13/3/2024).

Menurut Gidion, jika seluruh bukti dan fakta sudah lengkap secara komprehensif, maka dapat disimpulkan penyebab terjadinya bunuh diri tersebut. “Kuncinya adalah hasil pemeriksaan forensik DNA, otopsi psikologi sehingga mendapatkan keterangan yang lebih detail lagi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya menerangkan, keempat korban sudah mempersiapkan diri untuk bunuh diri. Itu terlihat dari gerak gerik mereka di CCTV.

Agus menerangkan, keempat korban terpantau mendatangi Apartemen Teluk Intan sekitar pukul 16.20 WIB menggunakan mobil Gran Max B 2962 BIQ. Sampai lokasi, mereka langsung masuk ke lobi dan menuju lift.

Baca juga : Perkuat Ekonomi Umat, BSI Serahkan Zakat Lebih dari Rp 222 Miliar

Saat di lift, AE sempat mencium kening istrinya AIL yang mengumpulkan semua telepon seluler korban ke dalam tasnya. Mereka turun di lantai paling atas, dan menaiki tangga darurat menuju rooftop untuk terjun bebas.

“Dari gerak gerik kami menyimpulkan ini bunuh diri yang sudah dipersiapkan bersama,” terang Agus.

Saat ditemukan, Agus mendapati para korban terikat tali. Namun, ada ikatan yang putus pada tangan korban. Diduga tali tersebut telah terikat sebelum melakukan aksi bunuh diri.

Mereka lalu dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Berdasarkan identifikasi, ditemukan beberapa luka pada tubuh korban antara lain kepala belakang pecah, pinggang patah, hingga kedua tangan dan kaki patah.

Baca juga : Pengendara Lawan Arah Jangan Dianggap Lazim

Agus juga menerangkan, berdasarkan penuturan tetangga korban, satu keluarga itu telah tinggal di apartemen sejak 2017 dan dikenal sebagai keluarga berada. Namun, saat pandemi Covid-19 melanda, kondisi ekonomi mereka menjadi terpuruk karena sang suami kena pemutusan hubungan kerja (PHK). Kendaraan mereka yang awalnya Fortuner pun berganti menjadi Gran Max.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.