Dark/Light Mode

Wakil Ketua Komisi X DPR Luncurkan Buku Darurat Literasi di Perpusnas

Selasa, 19 Maret 2024 19:45 WIB
Peluncuran buku Darurat Literasi Indonesia: Urgensi Reformulasi Sinergi dan Kolaborasi, karya Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih, di Perpusnas, Selasa (19/3). (Foto: Istimewa)
Peluncuran buku Darurat Literasi Indonesia: Urgensi Reformulasi Sinergi dan Kolaborasi, karya Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih, di Perpusnas, Selasa (19/3). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih meluncurkan buku "Darurat Literasi Indonesia: Urgensi Reformulasi Sinergi dan Kolaborasi", di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Selasa (19/3). Di dalam bukunya, Fikri Faqih menegaskan, darurat literasi Indonesia harus diatasi.

Sejumlah persoalan literasi nyata mengemuka. Misal yang terjadi di lingkup pendidikan, dengan perpustakaan sekolah kurang terbina, bahan bacaan yang bersifat pengayaaan siswa yang minim, hingga petugas perpustakaan yang malah diampu guru untuk memenuhi kebutuhan jam ajar. Padahal, perpustakaan sekolah adalah pusat belajar.

"Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana prasarana belum jadi prioritas dalam manajemen sekolah," imbuh Faqih.

Baca juga : Jokowi Ketua Koalisi Kuncinya Di Prabowo

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perpustakaan Nasional Aminudin Aziz mengapresiasi buku yang diterbitkan Faqih tersebut. Meski buku tersebut berisikan laporan singkat tapi isi dan informasinya justru dibutuhkan dan patut diketahui publik.

Aziz merasa perlu meredefinisi literasi. Sesuai saran Panitia Kerja (Panja) Komisi X DPR, diperlukan definisi literasi yang mudah dipahami masyarakat.

Menanggapi sejumlah kekhawatiran Fikri Faqih tentang tenaga pustakawan di sekolah, Aziz mengatakan, saat ini sudah tersolusikan melalui Kemendikbud. "Demikian juga soal menghidupkan perpustakaan desa, Perpusnas bersama Kementerian Desa berencana akan mengeluarkan Surat Edaran penggunaan Dana Desa untuk aktivitas perpustakaan desa," ucapnya.

Baca juga : Hibank Teken MoU dengan SSPACE, Dongkrak Literasi dan Inklusi Keuangan UMKM

Terkait kebijakan yang saat ini diprogramkan Perpusnas, Aziz menerangkan, pihaknya kini berfokus pada penguatan kepada 10.000 perpustakaan desa dengan muatan koleksi 1.000 judul buku tiap perpustakaan. Program ini merupakan kolaborasi Perpusnas dengan Badan Bahasa Kemendikbudristekdikti.

Pada kesempatan yang sama, novelis kenamaaan Asma Nadia mengeluarkan uneg-unegnya bahwa darurat literasi bukan kondisi akhir, melainkan harus dijawab dengan optimisme.

"Saya mendambakan sinergi kolaborasi antara Perpusnas dengan para penulis buku. Karena, sejak pandemi sudah lebih 100 toko buku tutup," ucapnya.

Baca juga : Sambut Ramadan, Polire Luncurkan Busana Wanita Bertema Puasa dan Pesona

Maka, lanjut dia, perlu intervensi dan kebijakan dari pemerintah untuk membantu toko buku. Sebab, tutupnya toko buku berdampak pada penulis, sastrawan, dan penerbit.

"Fasilitas yang dimiliki Perpusnas juga harus bisa dirasakan mereka, seperti menjadi tempat peluncuran buku dan sebagainya agar siklus literasi tetap terjaga. Simbiosis mutualisme dibutuhkan sehingga ekosistem kepenulisan dan penerbitan tidak mati," pungkas Asma Nadia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.