Dark/Light Mode

KSP Ingin Cetak Petani Muda Yang Adaptif Demi Regenerasi Pertanian

Kamis, 9 Mei 2024 08:43 WIB
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menerima kedatangan Deputi Bidang Pangan Kemenko Perekonomian, Dida Gardera (tiga dari kiri), di Gedung Binagraha Jakarta, Rabu (8/5).
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menerima kedatangan Deputi Bidang Pangan Kemenko Perekonomian, Dida Gardera (tiga dari kiri), di Gedung Binagraha Jakarta, Rabu (8/5).

RM.id  Rakyat Merdeka - Program regenerasi petani yang diinisiasi Kantor Staf Presiden (KSP) semakin mengerucut.  Sudah saatnya generasi muda menjadi petani hebat. 

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn.) TNI Moeldoko menyebut, program regenerasi harus dilakukan secara inklusif dan kolaboratif guna mempercepat prosesnya. 

"Dengan semakin tuanya demografi petani saat ini, terdapat kebutuhan mendesak untuk mendorong generasi muda agar tertarik masuk sektor agraris sebagai pilihan karir," kata Moeldoko di Binagraha, Jakarta, Rabu (8/5). 

Baca juga : Menteri Siti: Pemerintah Atur Perdagangan Karbon Demi Menjaga Kedaulatan Negara

Jenderal bintang empat ini menjelaskan, bahwa tujuan program guna mencetak petani-petani muda yang adaptif dengan berbagai metode pertanian seperti permaculture, pertanian ramah lingkungan, penggunaan teknologi sederhana yang tepat guna, hingga pertanian pintar yang memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT). 

Moeldoko menekankan, bahwa program ini harus memiliki dampak langsung dalam meningkatkan jumlah petani muda yang berkompeten dan inovatif, sehingga dapat berkontribusi pada revitalisasi sektor pertanian Indonesia.

Panglima TNI periode 2013–2015 ini yakin, munculnya perusahaan-perusahaan baru yang dikelola petani muda dapat menjadi katalis bagi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian. 

Baca juga : Pelindo Gelar Pelatihan Manajemen Pengembangan Desa Wisata Penglipuran Bali

"Menjadikan sektor pertanian sebagai ladang keuntungan yang menarik dan memiliki potensi pengembangan yang signifikan adalah esensial. Terutama dengan penerapan teknologi terkini," katanya.

Berdasarkan data sensus pertanian dari Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini 70% lebih petani Indonesia berusia di atas 43 tahun,  dengan hanya 2,14 % yang tergolong dalam kategori muda atau Gen Z. Situasi ini menambah urgensi untuk mempromosikan regenerasi di kalangan muda demi memastikan ketahanan pangan nasional.

Program regenerasi petani ini akan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan lintas kementerian, lembaga, organisasi kepemudaan pramuka, perusahaan-perusahaan BUMN, Organisasi Pangan Dunia (FAO), serta Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Tujuannya menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan petani muda yang terampil dan berwawasan luas.

Baca juga : Skor Indonesia Vs Irak 1-2, Garuda Muda Kalah Di Babak Perpanjangan Waktu

Rapat yang dipimpin Moeldoko itu dihadiri Dida Gardera, Deputi Bidang Pangan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan perwakilan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO). Rapim telah mencapai konsensus mengenai kerja sama penguatan program regenerasi petani. Kemitraan ini akan mendinamisasi sektor pertanian dengan mengintegrasikan teknologi modern.

Dida Gardera menyatakan, bahwa Kemenko Perekonomian mendukung penuh program regenerasi petani yang diinisiasi KSP. 

"Kami berencana mengembangkan platform kolaboratif yang akan menyatukan berbagai program dari pemangku kepentingan untuk sinergi yang lebih efektif," ujar Dida
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.