Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Setelah Ringkus 2 Penyiram Novel, Jenderal Idham Banjir Pujian

Senin, 30 Desember 2019 06:47 WIB
Setelah Ringkus 2 Penyiram Novel, Jenderal Idham Banjir Pujian

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah dua polisi diringkus karena diduga nyiram mata Novel Baswedan dengan air keras, pujian mengalir ke Kapolri Jenderal Idham Azis. Sebaliknya, Jenderal Tito Karnavian yang sekarang jadi Mendagri, langsung panen kritik. 

Jadilah bintang Azis lebih terang, bintang Tito meredup. Pujian terhadap Azis salah satunya datang dari Presiden PKS Sohibul Iman. Dia mengapresiasi keberhasilan Azis mengungkap pelaku penyiraman air keras ke Novel. 

“Saya minta ke Pak Kapolri Idham Azis, tolong (kasus) ini diproses dengan sebaik-baiknya Supaya masyarakat mendapatkan kepuasan, dapat haknya untuk melihat kasus ini tuntas,” kata Sohibul di sela-sela acara Maulid Nabi di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta, kemarin. 

Setelah memuji Azis, Sohibul juga menyentil Tito. “Dua tahun lebih Pak Tito tidak bisa menangkap pelaku. Sekarang beliau (Azis) bisa,” tambahnya. Sohibul meminta, Azis tidak tanggung-tanggung menangani kasus ini. Jika berhasil diusut hingga ke akar sampai tuntas, publik akan memberikan apresiasi yang besar buat Azis. 

Baca juga : Penyiram Novel Berwajah Sangar

Kegagalan Tito menangkap penyerang Novel, juga menjadi catatan Indonesia Corruption Watch (ICW). Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana mengatakan, Tito punya catatan buruk dalam menegakkan hukum. Salah satunya, saat menangangi kasus Novel. 

“Sampai akhir masa jabatan, beliau (Tito) belum juga menyelesaikan pekerjaan rumah terkait kasus Novel Baswedan,” kritik Kurnia di Kantor ICW, Jakarta, kemarin. 

Seperti diketahui, di era Tito, Polri kesulitan menangkap pelaku atau dalang penyerangan terhadap Novel. Meskipun berbagai langkah dan upaya telah dilakukan. Salah satunya, dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Namun, hingga masa kerja tim itu berakhir, pelaku belum berhasil ditangkap juga. 

Tim yang beranggotakan 65 orang itu diketuai oleh Hendardi. Terdiri dari praktisi yang menjadi tim pakar, internal KPK, serta unsur kepolisian yang mendominasi anggota tim. Mereka bekerja selama enam bulan. Namun hasilnya, pelaku tidak ditemukan. 

Baca juga : Pelaku Penyiraman Novel Dipindah ke Bareskrim Polri

Setelah TGPF gagal, Presiden Jokowi kemudian kembali menantang Tito untuk mengungkap kasus penyiraman Novel dengan target waktu tiga bulan. Namun, hingga tenggat waktu yang diberikan Jokowi sejak 19 Juli 2019 itu berakhir, Tito juga gagal mengungkap kasus tersebut. 

Target itu diberikan Jokowi pada 19 Juli 2019 setelah tim gabungan pencari fakta yang dibentuk Tito tetap gagal mengungkap kasus tersebut. Pelaku penyiraman air keras Novel itu tak kunjung ditangkap hingga masa jabatan Tito sebagai Kapolri berakhir, dan kemudian ditunjuk menjabat sebagai Mendagri. 

Untuk diketahui, dua tersangka pelaku penyiraman air keras terhadap pe nyidik senior KPK itu baru berhasil diamankan Kamis malam (26/12) di kawasan Jalan Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Atau kurang dari dua bulan setelah Idham Azis menjabat sebagai Kapolri. 

Kedua pelaku merupakan anggota polisi aktif. Mereka masing-masing berinisial RB dan RM. Namun, pihak kepolisian masih enggan mengungkap secara detil profil dari pelaku tersebut. Setidaknya, pelaku mulai tersibak setelah dua tahun lebih penantian. 

Baca juga : Pelaku Penyiraman Air Keras Terhadap Novel Adalah Polisi Aktif

Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 lalu. Ketika itu, Novel baru saja menunaikan shalat subuh di Masjid Al Ihsan, dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.