Dark/Light Mode

I2: Isu Virus Corona Diperbincangkan 124.175 Kali di Medsos

Kamis, 6 Februari 2020 21:06 WIB
Virus corona (Foto: Istimewa)
Virus corona (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Isu virus corona jenis baru (2019-nCov) yang tengah menggemparkan masyarakat di China ternyata juga membetot perhatian publik di Tanah Air. Indonesia Indicator (I2), sebuah perusahaan Intelijen Media dengan menggunakan piranti lunak Artificial Intelligence (AI), mencatat bahwa isu virus corona menjadi perbincangan hangat dan masif warganet di media sosial, Facebook dan Twitter.

“Kekhawatiran dan harapan kepada pemerintah menjadi salah satu isu terbesar di kalangan warganet di kedua platform tersebut,” ujar Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang, kepada media, Kamis (6/2). 

Menurut Rustika, masifnya pembicaraan terkait isu virus Corona di Indonesia dipicu oleh gencarnya pemberitaan di media online (daring). Sepanjang 2 Januari hingga 5 Februari 2020, isu tentang virus Corona yang diberitakan 1.339 media daring jumlahnya mencapai mencapai 53 ribu berita.

“Presiden Jokowi, Menkes Terawan, serta Menlu Retno Marsudi, menjadi influencer terbesar isu virus Corona di Indonesia,” ungkap Rustika. Menurut Rustika, media juga memframing isu Corona yang cukup berdampak dalam perekonomian di Indonesia hingga tingkat paling bawah. 

Baca juga : Terkait Virus Corona, Kominfo Temukan 54 Hoaks

Pasar-pasar tradisional cukup waspada terhadap virus tersebut, diantaranya tidak lagi menjual ular dan kelelawar atau binatang yang dianggap akan menularkan virus Corona. Demikian juga dengan pada harga bawang putih yang melonjak karena tidakadanya pasokan bawang dari Cina. 

“Demikian juga dengan nilai tukar uang yang fluktuatif menyusul berbagai perkembangan Corona di Indonesia,” kata dia. Dari sisi persebaran isu, kata Rustika, virus Corona merupakan isu yang dibicarakan di berbagai wilayah di Indonesia. “Ini artinya bahwa isu ini merupakan isu yang dianggap sangat dekat dan menjadi perhatian masyarakat Indonesia.” 

Di media sosial Twitter, papar Rustika, warganet merespons isu virus Corona dengan emosi “anticipation”, yang menunjukkan kekhawatiran atas persebaran virus dan sangat mengharapkan pemerintah bisa memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat Indonesia. Menurut dia, warganet milenial paling banyak bereaksi atas isu ini, yakni sebesar 83,7 persen. Dari sisi jenis kelamin, terdapat 43,3 persen perempuan, dan 56,7 persen laki-laki. 

Isu virus Corona, lanjut dia, dipercakapkan sebanyak 124.175 dari 73.534 akun. Dengan menggunakan metode Social Network Analysis (SNA), isu kesehatan ini terbagi dalam empat kelompok percakapan, dengan 28,43 persen mengaitkan isu corona dengan isu politik, dan 71,57 persen tidak mengaitkan dengan isu politik. “Secara umum, kekhawatiran menjadi isu yang memicu percakapan di kalangan kelompok ini,” ujar Rustika.
 
Percakapan dan perdebatan warganet terkait isu virus Corona di  Facebook juga cukup menarik. Rustika mengungkapkan, terdapat 65.782 aktivitas di Facebook dari 18.580 akun. Sedikit berbeda dengan situasi di media sosial Twitter, warganet facebook dari Indonesia dan Malaysia saling merespons perkembangan isu Corona di wilayah kedua negara. 

Baca juga : Pertama di Luar China, Virus Corona Wuhan Tewaskan Korban di Filipina

Pada awalnya, warganet Facebook Indonesia turut merespons kebijakan pemerintah Malaysia yang berpedoman bahwa pemerintah tidak bisa begitu saja menghentikan warga Cina untuk memasuki Malaysia, sebab tidak semua warga Cina berasal dari Wuhan.  Hal ini terjadi karena pada saat itu warga Malaysia masih melihat bahwa untuk mencegah setiap orang asing masuk ke Malaysia dengan alasan wabah penyakit harus disampaikan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) oleh Health Organisation (WHO). 

“Meski terlihat ada tekanan dari masyarakat Malaysia, pemerintah Malaysia dipercakapkan masih perlu mengikuti pedoman secara professional, bukan berdasarkan sentimen, emosi, apalagi tekanan netizen,” kata Rustika. Namun, dalam beberapa hari terakhir Pemerintah Malaysia sudah menolak mengeluarkan Visa untuk warga RRC yang berasal Kota  Wuhan, dan Provinsi Hubei tempat virus Corona muncul.

Selain itu, dalam jejaring percakapan terpisah, terlihat adanya saling memberi informasi di kalangan warganet Facebook untuk menghindari virus Corona, diantaranya dengan menggunakan air wudlu, harapan agar pemerintah lebih serius menanggapi persebaran virus, serta antisipasi yang telah dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah. 

Isu lain yang mengemuka di Facebook adalah pertemuan Gubernur Sumatera Barat dengan turis asal Cina, serta pemberitahuan dari Kementerian Kesehatan tentang metode pencegahan influenza akibat virus Corona yaitu dengan menjaga tenggorokan tetap lembab.

Baca juga : Belum Tuntas Virus Corona Wuhan, China Kini Dipusingkan Virus Flu Burung

Sementara itu, lanjut Rustika, sebanyak 48,28 persen warganet di Facebook lebih banyak berkonsentrasi pada berbagai perkembangan isu Corona di media, memberikan komentar, kekhawatiran, dan harapan pada masyarakat dan pemerintah agar lebih waspada pada persebaran virus corona yang mematikan tersebut. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.