Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hasil Penelitian IDEAS

Sejumlah Wilayah Di Indonesia Rentan Rawan Pangan

Jumat, 28 Februari 2020 23:41 WIB
Hasil Penelitian IDEAS Sejumlah Wilayah Di Indonesia Rentan Rawan Pangan

RM.id  Rakyat Merdeka - Penduduk di banyak kabupaten/kota di Indonesia masih rentan mengalami kekurangan pasokan makanan.

Peneliti Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS), Fajri Azhari menyimpulkan, berdasarkan hasil penelitiannya, rawan pangan ditentukan tiga aspek.

"Ketiga aspek meliputi ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan," ujar Fajri dalam siaran persnya, Jumat (28/2).

Dia juga mengatakan bahwa tiga aspek tersebut dapat berdampak serius pada kehidupan wilayah rawan pangan, ketersediaan pangan yang kurang sehingga menyebabkan kurangnya asupan gizi.

“Hasil penelitian kami masyarakat miskin menghadapi harga pangan yang mahal. Strategi yang ditempuh keluarga miskin yaitu beralih untuk mengkonsumsi pangan yang murah dan bisa diawetkan," katanya.

Baca juga : Jokowi ke Pelaku Ekonomi Digital: Jangan Sampai Indonesia Hanya Jadi Pasar

Dijelaskan, Kelompok 1 persen termiskin secara rata-rata mengkonsumsi 74,4 kg beras per kapita pertahun, lebih banyak dari kelompok 1 persen terkaya yang hanya 60,89 kg beras per kapita pertahun.

Dikatakan, tingkat konsumsi pangan yang sangat rendah, dapat membawa pada masalah stunting serta penyakit kronis yang menyebabkan kematian dini.

Mengutip catatan Kementerian Pertanian (Kementan) terdapat 88 kabupaten atau kota di Indonesia rentan rawan pangan. Lebih jauh dia mengatakan, keluarga berpendapatan rendah dengan jumlah anggota keluarga lebih banyak, memiliki peluang lebih besar alami kemiskinan pangan. Kurangnya konsumsi pangan bisa menambah jumlah stunting.

Kasi Mutu Gizi Kementerian Kesehatan, Hera Nurlita mengatakan, stunting merupakan masalah multidimensial, terdiri dari penyebab langsung seperti konsumsi makanan tidak beragam, penyakit infeksi, dan tidak mendapatkan imunisasi lengkap.

"Penyebab tidak langsung berupa kerawanan pangan, pemantauan tumbuh kembang balita yang belum optimal serta akses sanitasi yang tidak layak. Sehingga membutuhkan peran aktif banyak pihak. Pemerintah sudah berkomitmen dan menetapkan arah perbaikan gizi nasional untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat," terangnya.

Baca juga : AS Keluarkan Indonesia Dari Daftar Negara Berkembang

Direktur Utama Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan, menilai persoalan pangan masih menjadi pekerjaan rumah yang berat. Lembaga kemanusiaan dengan pemerintah juga perlu gerak bersama dalam pengentasan kerawanan pangan dan stunting di sejumlah daerah.

"Dengan bertambahnya total penduduk di Indonesia, hal ini menjadi tugas bersama," katanya.

Pencegahan kerawanan pangan dan stunting mendorong Dompet Dhuafa membuat berbagai program pertanian dan kesehatan.

Antara lain seperti mengembangkan program pertanian sehat terpadu hingga mengimplementasikan program Jaringan Kesehatan Ibu dan Anak (JKIA) dan Saving Next Generation Institute (SNGI).

Program tersebut berbasis pemberdayaan kader dan komunitas masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan kematian ibu dan anak.

Baca juga : Hajar Malaysia 3-1, Indonesia Cetak Hattrick Juara Asia

Ada juga program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang mendorong perilaku bersih dan sehat di lingkungan sekitar dengan sumber daya yang ada.

"Program tersebut, dilakukan bersama dengan komponen masyarakat, pemerintah daerah, dinas terkait dan mitra lain yang bekerjasama secara terintegrasi di lapangan”, terangnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.