Dark/Light Mode

Imam Besar Istiqlal: Virus Corona Bukan Azab

Jumat, 13 Maret 2020 14:51 WIB
Prof Nazaruddin Umar (Foto: Istimewa)
Prof Nazaruddin Umar (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nazaruddin Umar, menegaskan bahwa penyakit saluran pernafasan yang disebabkan Virus Corona jenis baru (COVID-19) bukanlah azab dari Tuhan. Karena itu, ia meminta agar wabah yang terjadi saat ini tidak dipolitisir.      

"Satu poin yang ingin saya garisbawahi bahwa virus ini tidak ada kaitannya dengan kebijakan. Jangan dipolitisir lah. Saya ingin mengatakan bahwa dalam hadist Nabi, azab sudah tidak ada lagi setelah doa Rasulullah dikabulkan," kata Nazaruddin Umar seusai menemani Presiden Jokowi melihat penyemprotan disinfektan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (13/3) seperti dikutip antaranews.      

Pembersihan dimulai sekitar pukul 09.10 di ruang salat utama masjid. Sekitar 15 orang petugas pembersihan merupakan gabungan dari PMI, TNI, dan pihak kepolisian yang seluruhnya menggunakan baju pelindung.      

Baca juga : Trump Masih Nggak Takut Ketularan Virus Corona

Presiden Jokowi melihat pembersihan itu didampingi Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir serta Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar.      

"Yang muncul nanti musibah dan bala. Dalam Al-Qur'an ada musibah, ada bala, ada azab. Azab sudah tidak ada lagi. Yang ada hanya musibah. Kalau azab hanya menimpa orang kafir, tidak menimpa orang beriman. Tapi kalau musibah, dua-duanya kena. Siapa yang lengah, kena. Sama dengan bala," jelas Nazaruddin.      

Karena itu, Nazaruddin meminta agar umat Muslim tidak menilai bahwa penyebaran COVID-19 sebagai suatu azab. "Definisi azab dalam Al-Qur'an diciptakan kepada umat terdahulu. Doa Rasulullah inilah yang kita bersyukur, tidak akan ditimpakan azab lagi kepada umat. Ini ada hadistnya," terang Nazaruddin.  

Baca juga : Tom Hanks dan Istri Positif Virus Corona

Untuk menghadapi mewabahnya COVID-19, menurut Nazaruddin, bukan hanya membutuhkan daya tahan fisik, tapi juga daya tahan batin dan mental.      

"Daya tahan fisik, daya tahan batin dan daya tahan mental ketiga konsep daya tahan ini akan kita terapkan. Bagaimana Nabi mencegah penyakit menular, bagaimana Nabi mencegah epidemi pandemi, bagaimana Al-Qur'an memperkenalkan kasus-kasus yang melanda umat sebelumnya," pesan Nazaruddin.      

Untuk menjaga daya tahan fisik, Nazaruddin mengimbau jamaah yang berkunjung ke Masjid Istiqlal membawa persiapan pribadi. "Kami imbau kepada seluruh jemaah Masjid Istiqlal untuk membawa persiapan lain karena kita tidak siapkan karpet, mungkin bawa sajadah masing-masing. Pada saat buka puasa kami akan siapkan, biasanya 3000-4000 orang yang berbuka puasa di sini."    

Baca juga : Mediska, Klinik Berprestasi dan Tanggap Virus Corona

Persiapan lain adalah untuk pelaksanaan tarawih pada bulan Ramadan. "Insya Allah di bawah kontrol pihak terkait nanti ada itikaf. Tiga tahun terakhir lebih banyak yang datang dibanding tarawih, insyaal Allah kami antisipasi. (Pada) 10 hari terakhir Ramadan mudah-mudahan tidak akan ada kejadian istimewa. Insya Allah Istiqlal dan masjid lain bisa aman," ungkap Nazaruddin. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.