Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Sejumlah Desa di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, sedang menggelar panen raya palawijaya, seperti kacang tanah dan jagung. Panen ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya para petani juga memanen komoditas yang sama dengan hasil memuaskan.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul, Bambang Wisnu Broto, menyampaikan bahwa kacang dan jagung adalah dua komoditas unggulan daerahnya yang menjadi andalan kebutuhan nasional. "Walaupun panennya musim hujan yang tidak menentu, tapi kita harus bersyukur bahwa hasil ini cukup memuaskan. Tentu ke depan, kita akan pacu lagi dengan berbagai program yang ada agar hasil panennya meningkat," ujar Bambang, dalam keterangan yang diterima redaksi, Selasa (24/3).
Dikatakan Bambang, hasil ubinan kacang yang dihasilkan petani kurang lebih mencapai 16,5 kuintal wose per hektare yang ditanam di atas lahan monokultur seluas 50 hektare. "Sedangkan untuk jagung ubinan yang ditanam dengan metode tumpang sari di lahan 146 Hektar totalnya mencapai 11 kilogram tongkol atau sekitar 9,8 ton pipil kering per hektare," katanya.
Baca juga : BRISPOT, Mudahkan Pedagang Pasar Menabung Tanpa Harus ke Bank
Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang Pamuji, mengapresiasi hasil panen kacang dan jagung di Gunung Kidul. Menurut dia, hasil panen tersebut masuk kategori bagus dengan level di atas rata-rata.
"Ke depan, Kementan akan mendorong penerapan tumpang sari untuk meningkatkan produksi dalam negeri agar petani diuntungkan dengan panen yang dihasilkan. Apalagi, tumpang sari dibeberapa tempat sudah menunjukkan hasil yang cukup signifikan, hal ini juga menjadi solusi ditengah maraknya alih fungsi lahan," katanya.
Pamuji mengatakan, sebagai langkah nyata pemerintah, Kementan akan mendorong kelompok tani untuk mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memiliki bunga rendah, yakni sebesar 6 persen. "Kredit ini sangat bagus untuk membantu petani memperluas usahanya. Melalui KUR petani bisa lebih fleksible membeli kebutuhan khusus nya alat-alat penanganan pasca panen bagi kelompok taninya," katanya.
Baca juga : Bamsoet Dukung KPK Awasi Ketat Dana Bantuan Bencana
Pamuji berharap penggunaan teknologi berupa alat yang modern mampu meningkatan hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan bantuan benih unggul dan asuransi pertanian.
"Pasarnya terpenuhi dan produksinya meningkat. D isisi lain pemerintah sudah menyediakan layanan KUR dan asuransi. Kita harapkan dapat berjalan secara baik," katanya.
Ketua Kelompok Tani Manunggal Karya Kanigoro, Nyoto menambahkan bahwa keuntungan yang diperoleh mencapai puluhan juta rupiah untuk area lahan satu hektare. "Karena itu, saya berharap pemerintah mampu menyediakan alat bantu seperti Power theser Multiguna atau mesin perontok untuk memudahkan produksi dengan jumlah yang banyak," katanya.
Baca juga : Gempa M5.1 Guncang Pacitan, Jawa Timur
Koordinator BPP Saptosari, Sriyatun, berharap, semua hasil panen yang ada dapat dijual dalam bentuk wose. Ini dikarena perhitungan analisa usaha tani, dalam 1 hektar dengan produksi 16,5 kuintal wose yang dijual seharga Rp 25.000 per kilogram.
"Dari hasil panen ini, kami bisa mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp 25.192.000 per hektare. Namun, jika dijual gelondong kering dengan harga Rp 13.000 per kilogram hanya mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp 19.495.000 per hektare," tutupnya. [KAL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya