Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pengamat: Restrukturisasi BUMN Itu Cara Adaptasi di Tengah Pandemi

Senin, 15 Juni 2020 19:37 WIB
Erick Thohir (Foto: Istimewa)
Erick Thohir (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat ekonomi politik Abi Rekso menyatakan, yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir dalam restrukturisasi BUMN adalah upaya penyelamatan ekonomi nasional. Dirinya menekankan, bahwa trend pertumbuhan ekonomi nasional di Indonesia masih positif. Salah satu yang membuat ekonomi Indonesia bertahan adalah aktivitas perdagangan komoditas ekspor. 

“Target saingan kita (Indonesia) adalah Kamboja, Laos, dan Myanmar, sebagai negara anggota ASEAN. Kamboja, Laos, dan Myanmar bisa mendapatkan pertumbuhan GDP pada angka kisaran 7-7,3 persen selama lima tahun belakangan ini. Meski banyak ahli memprediksi bahwa lima tahun ke depan ekonomi kawasan ASEAN akan menurunkan GDP sekisaran 0,7-2,3 persen akibat pandemik Covid-19,” papar Abi Rekso, Senin (15/6).

Baca juga : Kemenhub Tegaskan, Tarif KRL Nggak Bakal Naik di Tengah Pandemi

Lebih jauh Abi Rekso berpendapat, bahwa upaya yang dilakukan BUMN perlu dinilai sebagai penyelamatan ekonomi nasional dan stabilitas ekonomi menghadapi pandemi global. Maka, wajar saja jika negara memberikan injeksi dana dalam rangka itu. Tidak bisa kita pungkiri hampir seluruh negara di ASEAN melakukan langkah-langkah penyelamatan serupa. BUMN adalah etalase utama penggerak ekonomi negara, karena BUMN melakukan aktivitas bisnis dalam rangka menyumbang keuntungan negara. Maka masuk akal jika BUMN adalah salah satu entitas bisnis yang prioritas untuk diselamatkan.

Soal pencairan dana sekitar Rp 152 triliun untuk BUMN, Abi Rekso menyatakan, negara lain juga melakukan hal serupa. “Soal teknis keuangan, saya rasa para akuntan yang bisa menjawab. Namun, saya mau tekankan bahwa negara seperti Myanmar, Kamboja, dan Laos yang GDP-nya lebih tinggi dari kita juga melakukan hal yang sama. Jika, kita sepakat dengan pencairan tiga skema; Penyertaan Modal Negara (PMN), Dana Talangan Investasi dan Pembayaran Kompensasi. Tinggal saja, setiap BUMN yang mendapatkan injeksi dana kita minta untuk melakukan transparansi kepada publik. Saya rasa yang dituntut publik adalah transparansi skema pembayarannya, bukan keputusan atas kebijaknnya.” 

Baca juga : Penting, Menjaga Kesehatan Gigi Anak di Masa Pandemi

Dia menambahkan, komitmen kebangsaan semua lapisan juga diuji. Dia berharap, stabilitas politik berjalan tanpa kegaduhan dalam menjaga ekonomi nasional. Jika banyak orang menyatakan bahwa ini hanya menguntungkan BUMN, pendapat itu perlu kembali diuji. Karena insentif pencairan dana akan memiliki efek sentrifugal. 

“Efek sentrifugal ini yang nantinya akan berdampak langsung kepada unit-unit usaha masyarakat, UMKM, koperasi dan BumDes. Setelah performa BUMN kembali maksimal, sudah semestinya redistribusi kue ekonomi harus juga dinikmati hingga elemen masyarakat kecil,” tutup Abi Rekso. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.