Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Merdeka Belajar

Kamis, 20 Agustus 2020 20:04 WIB
Dr. Muhtadi, Ketua Program Studi (Kaprodi) Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (PMI Fidikom) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta
Dr. Muhtadi, Ketua Program Studi (Kaprodi) Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (PMI Fidikom) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta

RM.id  Rakyat Merdeka - Gagasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim tentang kampus merdeka, menarik dan inovatif.

Salah satu kebijakan dari kampus merdeka adalah hak belajar di luar program studinya selama tiga semester atau setara 40 SKS. Ini kemudian disebut dengan merdeka belajar, yang merupakan kreasi dan inovasi, dalam rangka melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang handal, berdaya saing dan berakhlak yang mulia.

Kampus merdeka dengan salah satu turunannya adalah merdeka belajar, sebagai upaya membangun dan mengembangkan manusia unggul. Manusia yang punya kompetensi yang diperlukan, terutama di era Revolusi Industri 4.0 sekaligus memiliki akhlak yang mulia.

Gagasan bagus ini pun direspon oleh Perkumpulan Pengembangan Masyarakat Islam (P2MI), yakni tempat berhimpun Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) yang ada di bawah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Kementerian Agama. Yakni dengan menyelenggarakan Webinar pada 20 Agustus 2020, dengan tema Prospek Kampus Merdeka bagi Alumni Pengembangan Masyarakat Islam.

Baca juga : Spurs Mulai Belanja Pemain

Dalam kegiatan ini, terjadi pertukaran pengetahuan dan informasi yang produktif dan mencerahkan. Intinya, perkumpulan ini sudah menyiapkan diri untuk mengimplementasikan gagasan kampus merdeka dan merdeka belajar, sebagai peta jalan membangun SDM yang unggul.

Sebenarnya, dalam gagasan merdeka belajar, ada beberapa hal yang perlu perhatikan, sehingga implementasinya dapat berjalan lancar dan sukses. Pertama, koordinasi yang solid antar perguruan tinggi atau pihak lainnya yang terlibat. Jika koordinasi kurang baik, gagasan merdeka belajar ini tidak bermakna apa-apa untuk peningkatan SDM tersebut.

Perlu diketahui, koordinasi solid di negeri ini menjadi sesuatu yang mahal dan seringkali menjadi hambatan bagi suksesnya kebijakan pemerintah. Koordinasi menjadi kata yang mudah diucapkan, namun sulit dijabarkan pada implementasinya.

Padahal, koordinasi yang solid dan terintegrasi, akan menjadi jalan suksesnya kegiatan merdeka belajar. Koordinasi yang seirama pada level atas sampai bawah di internal kampus dan juga antar kampus, atau pihak yang terlibat ini, menjadi garansi keberhasilan pelaksanaan merdeka belajar.

Baca juga : Cermat Membubarkan Lembaga

Kedua, pengadministrasian. Administrasi merdeka belajar menuntut kesamaan di antara institusi pendidikan atau lembaga lain yang terlibat. Jika salah satu institusi pendidikan punya sistem administrasi online, canggih dan terkoneksi secara tertib, sementara administrasi perguruan tinggi yang ikut terlibat ada yang masih belum online sepenuhnya, dan tidak tertib waktunya, tentu ini akan menjadi hambatan besar untuk menyukseskan merdeka belajar. Konektivitas administrasi, budaya disiplin dan tertib para pihak di dalamnya, akan menjadi jaminan terwujudnya merdeka belajar yang nyaman dan sukses.

Ketiga, adaptasi budaya. Mahasiswa yang akan mengikuti merdeka belajar, juga perlu mempelajari seluk beluk program studi yang ada di perguruan tinggi yang lain. Jika tidak, mahasiswa itu akan terjebak pada kegagalan beradaptasi. Misalnya cara belajar, cara berkomunikasi dengan dosen dan sesama mahasiswa, cara bergaul, cara menulis karya ilmiah dan lain sebagainya.

Adaptasi ini penting, agar mahasiswa tidak mengalami kesenjangan budaya yang bisa jadi berbeda dengan kebiasaan yang ada di perguruan tinggi asalnya. Mahasiswa peserta belajar merdeka perlu mencari tahu dan belajar beradaptasi dengan budaya perguruan tinggi tempat mengambil mata kuliah di luar program studinya.

Kampus merdeka atau belajar merdeka adalah gagasan cerdas dan mencerahkan untuk peningkatan SDM yang handal. Tapi, ketiga hal di atas perlu diperhatikan, agar implementasinya dapat sukses menjadi cara atau solusi untuk melahirkan SDM yang berdaya saing pada tataran global. Semoga. (*)

Baca juga : Tablet Huawei MatePad Permudah Proses Belajar

[Muhtadi, Doktor Bidang Ilmu Penyuluhan Pembangunan Institut Pertanian Bogor (IPB), Ketua Program Studi (Kaprodi) Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (PMI Fidikom) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.