Dark/Light Mode

New Normal Vs Memecah Belah

Senin, 8 Juni 2020 04:04 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Menyambut kehidupan normal baru pasca-berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dapat memicu perpecahan dalam masyarakat. Hal ini patut diwaspadai. Karena penanganan dampak bencana alam beda dengan Pandemi Covid-19. Waktu kita terkena bencana Tsunami, dalam waktu lima tahun kita mampu bangkit kembali untuk membangun ekonomi. Akan tetapi untuk kembali normal dari dampak pandemi bukan perkara mudah. Salah membuat strategi justru akan memicu perpecahan di masyarakat.

Contoh sederhana di sektor bisnis, protokol kesehatan pembukaan kembali restoran berbeda dengan supermarket. Pembukaan mal beda dengan industri. Sedangkan untuk kehidupan sosial, karyawan usia di bawah 40 tahun akan diizinkan kembali masuk kerja kantor. Sedangkan bagi yang berusia di atas 50 tahun dilarang bekerja kembali. Di bidang birokrasi, beberapa pemerintah daerah tidak kompak dalam menyambut datangnya era kehidupan baru dengan alasan berbeda-beda. Ada yang menunda kehidupan normal baru dengan alasan daerahnya belum siap. Gejala perpecahan ini akan terus meluas seiring dengan dinamika kebutuhan masyarakat dalam menyambut kehidupan normal baru.

Baca juga : Kearifan Pandawa Gubah

“Perpecahan jangan sampai menimbulkan bencana baru seperti yang terjadi di Amerika, Mo,” celetuk Petruk. Romo Semar tidak serta merta mau menanggapi  celoteh Petruk. Semar prihatin dengan semakin tingginya angka pengangguran dan PHK di negeri ini. Tagihan listrik naik tajam selama lockdown. Rakyat semakin susah hidupnya karena terdampak Covid. Keadaan ini mirip kehidupan rakyat Amarta pasca Pandawa kalah main dadu. 

Kocap Kacarito, Duryudono dan Kurawa ingin menyingkirkan Pandawa. Beberapa cara untuk membunuh para Pandawa telah dilakukan tapi tidak penah berhasil. Mulai dari peristiwa Bale Gala-Gala sampai mengurung Ibu Kunti dan Pandawa di Hastina. Intinya Prabu Duryudono tidak ingin Pandawa meminta kembali tahta kerajaan Hastina yang menjadi haknya Pandawa. Prabu Duryudono terus berupaya mencari jalan agar Pandawa sirna dari muka bumi.

Baca juga : Kidung Wirang Rong

Patih Sengkuni mengusulkan ke Prabu Duryudono untuk mengundang Pandawa bermain judi dadu dengan taruhan kerajaan. Sengkuni tahu betul bagaimana sifat satria Pandawa pantang untuk menolak ajakan bermain judi. Maka semua persiapan disiapkan dengan matang. Patih Sengkuni ditunjuk Duryudono sebagai sebagai bandar dadu untuk melindungi kepentingan Kurawa.

Sebagai bandar judi Sengkuni berbuat tidak adil dan cenderung curang. Pandawa sengaja dikerjain supaya kalah dan Kurawa menang. Puntodewa tidak tegas dalam menyikapi kecurangan yang dilakukan Kurawa. Bima sebagai banteng Pandawa tidak bisa berbuat banyak melihat kekalahan yang dialami di meja judi. Pandawa akhirnya kalah dalam permainan dadu dan harus  merelakan kerajaan Amarta diambil Kurawa. 

Baca juga : Membangun Kembali Amarta

Para Pandawa akhirnya harus hidup mengembara di hutan selama dua belas tahun. Setelah menjalani kehidupan di tengah hutan selama dua belas tahun harus hidup menyamar sebagai rakyat jelata selama satu tahun. Jika dalam penyamaran para Pandawa ketahuan oleh pihak Kurawa, maka Pandawa harus mengulangi lagi hidup di hutan selama dua belas tahun kedua di hutan Kamiyoko.

“Pandawa menghadapi kehidupan normal baru di tengah hutan, Mo,” celetuk Petruk membuyarkan lamunan Romo Semar. Virus judi tidak bisa disamakan dengan dengan Covid-19 walaupun keduanya mampu mempengaruhi perilaku manusia. Bencana yang menimpa Pandawa karena lemahnya kepemimpinan Puntadewa dalam menghadapi krisis. Puntodewa sebagai pemimpin tidak konsisten dalam melawan Kurawa. Selain itu Puntodewa tidak memiliki dukungan yang kuat dari rakyat Amarta untuk bermain dadu. Dalam menghadapi sebuah krisis seorang pemimpin harus konsisten dalam membuat kebijakan, mendapat dukungan penuh dari rakyat dan disiplin serta efektif dalam eksekusi kebijakan yang dibuatnya. Oye.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.