Dark/Light Mode

BSSN Kumpulkan 5.600 Sampel Malware Yang Dijaring Melalui Program IHP

Kamis, 3 September 2020 15:28 WIB
CEO Reblood Leonika Sari (kiri) dan Direktur Deteksi Ancaman BSSN Dr Sulistyo (tengah) dalam diskusi online SiberminBaPer bertajuk
CEO Reblood Leonika Sari (kiri) dan Direktur Deteksi Ancaman BSSN Dr Sulistyo (tengah) dalam diskusi online SiberminBaPer bertajuk "Kita dan Malware" melalui platform konferensi video Jumpa.id, Kamis (3/9)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Malware (Malicious Software) yang berhasil dijaring harus dipelajari dan dianalisis untuk keperluan bersama guna mendukung kepentingan nasional.

Direktur Deteksi Ancaman Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Dr Sulistyo mengatakan, BSSN telah mengumpulkan lebih dari 5.600 sampel malware yang dijaring melalui program Indonesia HoneyNet Project (IHP). Malware tersebut kemudian dipelajari dan dianalisis lebih lanjut untuk berbagi informasi dengan multi stakeholder di Tanah Air.

"Sekarang makin banyak pihak yang kerja sama dengan kami terkait HoneyNet ini. Karena di situ kan ada berbagai varian virus. Ada virus yang benar-benar baru dan ada virus lama yang merupakan modifikasi," kata Sulistyo dalam acara webinar SIBERMINBaper bertajuk “Kita dan Malware” yang digelar BSSN melalui platform konferensi video Jumpa.id, Kamis (3/9).

Sejauh ini terdapat tiga fokus sharing informasi yang dilakukan BSSN yaitu sektor pemerintah, sektor UKM dan sektor infrastruktur kritis. HoneyNet yang beroperasi melalui pemasangan HoneyPot di 56 titik telah memetakan karakteristik dan jenis serangan siber ke Indonesia yang kebanyakan melalui penyebaran Malware. 

Baca juga : MRT Jakarta Umumkan Nama 10 Startup Yang Terpilih Ikut Program MRTJ Accel

"Kami sudah punya sampel unik, kami sudah tahu TTP malware-nya seperti apa, kemudian bagaimana komunikasi dengan server induknya, penyebaran malware-nya ke mana. Nah, informasi ini kami kirim sebagai peringatan bersama," ujarnya. 

Sebelumnya, Sekretaris Utama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Syahrul Mubarak kembali mengingatkan salah satu ancaman siber yaitu cepatnya perkembangan malicious software (malware) atau perangkat lunak berbahaya yang kian sulit terdeteksi oleh piranti anti-malware.

“Berbagai literatur, laporan penelitian serta tren sharing platform menunjukkan bahwa malware merupakan salah satu ancaman siber yang kini berevolusi sangat cepat yang bahkan menyebabkan perangkat anti-malware tertinggal jauh sehingga tidak mampu mendeteksi adanya malware dalam suatu sistem komputer,” ujar Syahrul saat membuka diskusi online SiberminBaPer.

Sebagai institusi pelaksana keamanan siber di Indonesia, BSSN telah menjalankan program Honeynet Project sejak 2018. Program ini berupaya memetakan serangan siber, termasuk darimana asal serangan, jenis, metode serangan, identitas hingga pelaku serangan.

Baca juga : Syarikat Islam Ingatkan Label Halal Jangan Dijadikan Bisnis

Honeynet Project tidak hanya dimanfaatkan untuk dasar pembuatan kebijakan keamanan siber nasional di BSSN saja, tapi bisa diimplementasikan oleh institusi atau lembaga lain.

“Produk Honeynet Project tersebut bisa juga dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan keamanan siber seperti misalnya institusi pemerintah, akademisi, peneliti, sektor bisnis, untuk keperluan menyusun keamanan siber di sektornya masing-masing,” kata Syahrul.

Menurut Syahrul, data-data yang didapatkan dari mendeteksi ancaman siber melalui Honeynet Project ini harus dianggap sebagai aset penting untuk kepentingan mengamankan diri sendiri tanpa bergantung sama pihak luar.

“Data malware dan karakteristiknya tersebut adalah salah satu aset berharga yang perlu dikelola dengan baik. Untuk keperluan kemandirian bangsa Indonesia dalam mengembangkan kemampuan menjaga keamanan ranah siber dengan mengedepankan kedaulatan tanpa bergantung pada pihak asing,” ujarnya.

Baca juga : Selain Menkes, Siapa Yang Di Ujung Tanduk

Syahrul pun mengajak seluruh masyarakat Indonesia tetap waspada terhadap ancaman siber yang terus berkembang.

“Ancaman kedaulatan akan terus berubah mengikuti perubahan zaman, kita harus tetap waspada. Kekuatan bangsa Indonesia terbangun dari gabungan kekuatan setiap individu warga negaranya, mari rapatkan barisan, samakan langkah, berkolaborasi dengan BSSN dalam memperkuat keamanan dan ketahanan siber Indonesia," kata dia. [MER]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.