Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ditegaskan Menteri Bambang

Vaksin Nggak Bikin Kita Kebal Covid Selamanya

Rabu, 21 Oktober 2020 06:34 WIB
Menteri Riset dan Teknologi yang juga Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Prof Bambang Brodjonegoro. (Istimewa)
Menteri Riset dan Teknologi yang juga Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Prof Bambang Brodjonegoro. (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Orang yang disuntik vaksin, belum tentu selamanya kebal terhadap virus Corona. Banyak ketidakpastian dalam vaksin tersebut. Soalnya, riset dan pengembangannya dilakukan dalam waktu yang singkat.

Hal ini diungkap Menteri Riset dan Teknologi yang juga Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Prof Bambang Brodjonegoro.

Untuk menutup celah kekurangan vaksin tersebut, menurutnya, dibutuhkan revaksinasi atau vaksinasi kedua. Lantaran ada kemungkinan vaksin Covid19 tak bisa bertahan seumur hidup.

Baca juga : Uhamka Beri Beasiswa Langsung Kerja Ke Alumni Pesantren

Vaksin Covid-19 nanti dari mana pun sumbernya, kemungkinan tidak bisa menjaga daya tahan kita terhadap Covid-19 seumur hidup. Sehingga harus ada revaksinasi,” kata Bambang, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, kemarin.

Dia juga menyinggung soal banyaknya ketidakpastian efektivitas atau kemanjuran vaksin Covid-19, yang dikembangkan dalam waktu singkat saat ini.

Idealnya, menurut Bambang, pengembangan suatu vaksin penyakit butuh waktu bertahun-tahun. Bahkan ada penyakit yang hingga kini tidak memiliki vaksin.

Baca juga : Jokowi Tidak Takut Didemo

“Tapi kita berharap, tentunya untuk Covid-19 ini berbeda, dan banyak orang yang melakukan upaya pencarian vaksin ini,” ungkapnya.

Bambang menjelaskan, dalam pengembangan vaksin, setidaknya harus memenuhi dua syarat utama, yaitu efektivitas dan keamanan.

Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia mencontohkan, uji klinis vaksin Astrazeneca yang dihentikan sementara, karena menimbulkan efek samping yang tak bisa dijelaskan ke salah satu relawan.

Baca juga : Ke Inggris, Erick Tak Cuma Kejar Vaksin, Tapi Juga Bidik Kerja Sama

“Uji klinis III (vaksin Astrazeneca) harus dihentikan sementara karena ada satu orang relawannya yang kebetulan mengalami gangguan di sistem saraf otak sebagai akibat vaksin. Bayangkan hanya satu orang, hingga harus dihentikan sementara. Ini adalah bukti bahwa keamanan vaksin tak bisa dikompromikan,” imbuhnya.

Padahal Astrazeneca telah bekerja sama dengan Indonesia dan akan memasok 100 juta dosis vaksin mulai April 2021. Terkait program revaksinasi, Bambang menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri pemerintah akan menggunakan cara paralel.

Selain mengandalkan vaksin produksi dalam negeri, pemerintah dalam jangka pendek juga akan bekerja sama dengan luar negeri.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.