Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Peneliti LIPI: Potong Jalur Penyebaran Paham Terorisme

Jumat, 18 Desember 2020 14:32 WIB
Peneliti senio LIPI Prof Hermawan Sulistyo (Foto: Istimewa)
Peneliti senio LIPI Prof Hermawan Sulistyo (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Hermawan Sulistyo prihatin mendengar kabar ada 37 anggota Front Pembela Islam (FPI) yang terlibat jaringan terorisme. Agar tidak meluas, Hermawan menyebut pemerintah bisa mencegah agar jumlah itu tidak bertambah.

Sebelumnya, kabar ini disampaikan Kepala Pusat Riset Ilmu Kepolisian dan Kajian Terorisme Universitas Indonesia yang juga Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto. Benny menyebut, ada 37 anggota FPI yang terlibat jaringan terorisme. Mereka bergabung ke kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Baca juga : Kemenag Janji Tindak Penyelewengan Kotak Amal Untuk Dana Terorisme

"Saya sungguh-sungguh prihatin. Seharusnya pemerintah bisa mencegah. Itu bisa dilakukan kalau kita punya road map yang jelas," kata Hermawan, di Jakarta, Jumat (18/12). 

Menurutnya, 37 orang bukanlah angka sedikit untuk terlibat jaringan terorisme. Karena itu, dia meminta pemerintah tidak lengah. Pemerintah harus segera melakukan kajian dan mengatasi potensi penambahannya.

Baca juga : Menkop Teten : Penyerapan PEN UMKM Capai 70,37 Persen

Bukan cuma itu, kata Hermawan, yang tidak kalah penting untuk ditelusuri adalah soal logistiknya. "Pemerintah juga harus bisa menelusuri, dan kemudian memotong jalur-jalurnya. Termasuk jalur dana," saran pengamat teroris itu.

Soal jaringan teror yang ada, Hermawan menyebut, masih perang narasi, utamanya di media sosial. Namun, bukan berarti pemerintah hanya menjadi penonton peperangan di media sosial itu. Agar tidak kecolongan, seharusnya pemerintah serius menggarap persoalan ini. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.