Dark/Light Mode

Mabes Polri Diserang, Bamsoet: Ini Alarm Keras Untuk Tingkatkan Kewaspadaan

Rabu, 31 Maret 2021 20:36 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo menilai, penyerangan terhadap Mabes Polri merupakan alarm keras agar seluruh pihak meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan kelompok teroris. Aparat kepolisian di berbagai daerah juga perlu meningkatkan kewaspadaan, khususnya dalam menjaga objek vital masyarakat. 

"Polri, BIN (Badan Intelijen Negara), BAIS (Badan Intelijen Strategis), dan berbagai aparat keamanan lainnya harus memperkuat kegiatan intelijen, sehingga bisa mendeteksi dini kemungkinan terjadinya pergerakan teroris. Begitu pun dengan BNPT (Badan Nasional Pemberantasan Terorisme) hingga TNI yang harus memaksimalkan perannya,” ujar politisi yang akrab disapa Bamsoet ini, Rabu (31/3).

Baca juga : Penyerang Mabes Polri Seorang Perempuan Berusia 25 Tahun

Bamsoet menjelaskan, saat ini sudah ada payung hukum berupa Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Dengan adanya UU ini, tidak ada alasan lagi bagi aparat hukum untuk mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kewenangan cukup dalam penanggulangan terorisme seperti terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

Ketua DPR ke-20 ini mengingatkan masyarakat tidak menghubungkan pakaian khas agama yang digunakan penyerang Mabes Polri dengan agama tertentu. Sehingga, tidak perlu ada stigma bahwa teroris berasal atau membawa salah satu agama. 

Baca juga : Ngeri, Mabes Polri Diserang Teroris Berpakaian Perempuan

"Walaupun penyerangan di Mabes Polri dilakukan orang yang menggunakan pakaian khas Muslim, bukan berarti penyerang mencerminkan kondisi penduduk Muslim seutuhnya. Siapa pun dengan motif apa pun bisa berada di baliknya,” ucapnya.

Bamsoet menjelaskan, Muslim Indonesia adalah Muslim yang rahmatan lil alamin. Yaitu yang mengedepankan nilai tasamuh (toleran), tawazun (seimbang/harmoni), tawassuth (moderat), dan ta'adul (keadilan). “Sikap si penyerang tersebut sangat jauh dari itu semua," tegasnya.

Baca juga : Ngobras Bareng Petani Bule, Bamsoet Ajak Generasi Muda Majukan Sektor Pertanian

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menegaskan, tindakan terorisme bukan hanya menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan. Melainkan juga kejahatatan terhadap persatuan dan kedaulatan kebangsaan. Karenanya, dengan gotong royong seluruh kekuatan elemen bangsa, negara tidak boleh kalah oleh teroris. 

"Walaupun dalam beberapa hari ini sudah terjadi dua peristiwa teroris yang mencengangkan, bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar dan penyerangan di Mabes Polri, masyarakat harus tetap tenang dan waspada. Bangsa Indonesia sudah membuktikan selama ini bisa hidup rukun dan damai antarpemeluk agama. Yang kita lawan bukanlah sesama pemeluk agama, melainkan teroris sebagai orang yang tidak memiliki agama, yang tidak pantas hidup di bumi Indonesia," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.