Dark/Light Mode

Ngobras Bareng Petani Bule, Bamsoet Ajak Generasi Muda Majukan Sektor Pertanian

Senin, 29 Maret 2021 22:58 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo saat Ngobrol Asik dengan Petani Bule Indry Septinawati. (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo saat Ngobrol Asik dengan Petani Bule Indry Septinawati. (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengajak generasi muda Indonesia tidak kalah dengan Petani Bule, Indry Septinawati, yang mau terjun ke dunia pertanian. Bermula dari hobi, pada 2014, wanita berdarah campuran Belanda, Jerman, dan Betawi yang dikenal dengan Mbak Bule ini meninggalkan dunia sosialitanya, dan mulai bercocok tanam di Desa Leuwibatu, Bogor Barat. 

"Walaupun daerah tersebut kering dan tandus, berkat kerja kerasnya membangun irigasi dan memperbaiki unsur hara tanah, ia berhasil mengubahnya menjadi lahan agrowisata. Selain menjadi salah satu destinasi pariwisata di Bogor, juga bisa menjadi sarana edukasi bagi para pengunjung yang ingin belajar banyak tentang dunia pertanian," ujar politisi yang akrab disapa Bamsoet ini, dalam Podcast Ngobras sampai Ngompol (Ngobrol Asyik sampai Ngomong Politik) bersama Indry Septinawati, di Jakarta, Senin (29/3).

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini mengapresiasi keinginan Mbak Bule menggeluti dunia pertanian. Terlebih, saat ini hanya sedikit generasi muda yang mau menjadi petani.

Baca juga : Bareng Bupati Zaki, BGS Tinjau Vaksinasi Lansia Di Mall Ciputra Tangerang

"Berdasarkan data Kementerian Pertanian, jumlah petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya berjumlah 2,7 juta orang. Atau sekitar 8 persen dari total petani Indonesia sebanyak 33,4 juta orang. Sisanya, 92 persen masuk petani kolonial, atau petani yang sudah tua," kata Bamsoet.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, selain menjadi petani, Mbak Bule juga terjun sebagai landscape designer dan konsultan yang menciptakan produk pupuk organik dan racik. Serta media tanam, pembibitan segala jenis tanaman, dan sarana urban gardening seperti box garden, rumah pohon, dan raised bed

"Usahanya tersebut juga menjadi berkah bagi warga sekitar karena bisa membuka banyak lapangan pekerjaan. Alam selalu memberikan banyak manfaat bagi manusia. Karenanya, kita harus bersinergi antara kehidupan manusia dengan alam," jelas Bamsoet.

Baca juga : Bamsoet Ajak Pengurus MBI Bangkitkan Sektor UMKM Dan Pariwisata

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menuturkan, perjalanan Mbak Bule menjadi petani bermula dari vonis dokter yang menilai ia kekurangan vitamin D, sehingga membuatnya harus banyak beraktivitas di luar ruangan. Setelah memilih bertani, ia mengaku selain bagus bagi kesehatan fisik, juga membawa perubahan positif di jiwa dan emosinya.

"Hijrah dari sosialita menjadi petani ternyata membawa berkah tersendiri. Selain tidak ada lagi tuntutan pergaulan, juga mengajarkan dirinya menyatu dengan alam," urai Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, Mbak Bule juga menekankan bahwa rumah atau tempat tinggal masyarakat urban sangat bisa dijadikan lahan pertanian. Bahkan di tempat kos dengan lahan terbatas sekalipun juga bisa.

Baca juga : Kasus Suap Pajak, KPK Geledah Kantor Pusat Bank Panin

"Mbak Bule mengajarkan cara menyiasati lahan terbatas hanya dengan mengambil pot ukuran 35 cm atau 40 cm. Bisa ditamani kacang panjang, kemudian rambatkan pakai tungkai bambu. Di bagian bawah pot, bisa ditanam kangkung atau pakcoy. Prinsipnya, selama ada tempat yang bisa diisi tanah, di sana pula ada ruang untuk berkebun," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.