Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Efikasi vaksin buatan China, seperti Sinovac, masih di atas ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Sinovac masih layak digunakan.
“Pokoknya WHO mengumumkan efikasi 50 persen minimal. Jadi, apa pun yang di atas 50 persen itu layak. Yang penting dia aman," kata Ketua Tim Advokasi Pelaksanaan Vaksinasi yang juga Juru Bicara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Iris Rengganis kepada wartawan, Selasa (13/4).
Sebab, kata dia, uji coba maupun uji klinis vaksin Sinovac sudah dilakukan. "Di Brazil 50,4 atau 50,3 persen kalau nggak salah Sinovac itu, tetap dipakai. Karena kita butuh di masa pandemi, jadi kita tidak terlalu lihat merk lagi saat ini," jelasnya.
Baca juga : Dua Bandara Baru Di Jateng Batal Layani Pemudik Saat Lebaran
Menurut Iris, yang terpenting vaksinnya tersedia dan aman. Masalah efektivitas itu bisa sambil berjalan. Kalau perlu, nanti diulang, jadi tak perlu diributkan.
“Yang penting dari WHO lolos efikasinya. Segala penelitian kita lihat efektivitas vaksin," ujarnya.
Dia menuturkan, efikasi vaksin tidak memiliki dampak kepada kesehatan. "Tidak meracuni kita lah, tetap aman," imbuhnya.
Baca juga : Kemenhub Garap Program Padat Karya Di Tarakan
Irus juga menekankan, efikasi vaksin Covid-19 tidak bisa dibandingkan. Pasalnya, efikasi tiap negara berbeda.
Lebih lanjut, Iris mengatakan rencana mendatangkan vaksin Moderna dan Pfizer dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan di Tanah Air. “Karena kan nggak mencukupi," tuturnya.
Sebab, sekitar 70 persen masyarakat Indonesia ditargetkan menerima vaksinasi Covid-19, sehingga butuh vaksin lebih banyak.
Baca juga : Sigap Atasi Kebakaran Kilang Balongan, Pertamina Patut Diapresiasi
“Kita menginginkan dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan, agar herd immunity tercapai," pungkas Iris. [REN]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya