Dark/Light Mode

Sudah Tak Tahan Ingin Ibadah Bersama, Romo Benny: Sabar, Tetap Patuhi Prokes

Kamis, 15 April 2021 20:14 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo. (Foto: Ist)
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo tak menampik saat ini orang sudah mulai bosan dengan pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung setahun lebih ini.

Salah satu yang kena dampak pandemi adalah ibadah berjamaah. Kata Romo Benny, seluruh umat beragama mulai menggebu keinginannya untuk beribadah bersama secara langsung atau offline.

"Semua umat beragama hendaknya bersabar dan tetap menahan diri. Pandemi Covid-19 masih berlangsung," pinta Romo Benny dalam acara disiarkan kanal Youtube Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kemenag RI bertajuk Edisi Mampir Romo Benny, Kamis (15/4).

Romo Benny merespons pertanyaan dari  Ketua PKUB Kementerian Agama RI Nifasri terkait mulai bosannya masyarakat terhadap Covid dan keinginan masyarakat untuk beribadah berjamaah.

Baca juga : Awal Puasa, Layanan SIM Keliling Polda Metro Tetap Hadir Di 5 Lokasi

Diakuinya, Gereja Katolik sudah mulai membuka kegiatan beribadah di tempat. Namun dengan protokol ketat. Yakni dengan hanya memperbolehkan kapasitas Jemaat hanya sekitar 25 persen dari kursi yang tersedia.

"Hanya untuk jemaat yang terdaftar. Ini dilakukan agar keinginan beribadah masyarakat dapat terakomodir, namun tetap menjaga dan mencoba mengurangi resiko penyebaran Covid-19. Dengan mengurangi interaksi dan tetap dalam koridor protokol kesehatan dan kebiasaan baru," ungkapnya.

Sementara itu, terkait peristiwa teror di Katedral Makassar dan Mabes Polri, Romo Benny menyatakan, terorisme terjadi karena banyak faktor, salah satunya adalah mencari jati diri.

"Kegamangan terkait kondisi pandemi ini, manusia seringkali kehilangan jati diri. Hal ini membuat para radikal mengambil kesempatan dengan melakukan propaganda berbalut agama dan manipulasi kitab suci untuk mencapai rencana mereka," jelasnya.

Baca juga : Libur Panjang, Layanan SIM Keliling Polda Metro Tetap Buka Di 4 Lokasi

Para pihak yang disebut Romo Benny sebagai penganut ideologi maut seringkali mengabaikan konteks dari kitab suci dan mengutak-atiknya untuk kepentingan sendiri yaitu merebut kekuasaan.

"Diharapkan dengan terimplementasinya moderasi beragama tidak ada ekstrimis radikal lagi. Walau agama berbeda mereka tetap menjaga kedamaian, karena semakin beriman maka semakin berpancasila, agama menjadi inspirasi batin dan sumber demokrasi, bukan sarana pemaksaan kehendak dan kepentingan," imbau Romo Benny.

Romo Benny menambahkan, toleransi dan kerukunan beragama di Indonesia sudah terjaga sejak dahulu kala. Ini dibuktikan oleh Candi Seribu di Mojokerto.

Dahulu, masyarakat Indonesia bisa hidup bersaudara walaupun memiliki 1000 jenis aliran keyakinan. Bukti lainnya adalah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang berikrar berbangsa, bertanah air dan berbahasa satu.

Baca juga : Mahfud: Tak Ada Wacana Pemerintah Soal Presiden Jabat 3 Periode

"Bahwa kita bisa hidup rukun walaupun mempercayai hal yang berbeda-beda. Kuncinya sekarang adalah dapat dimulai dari keluarga dengan penanaman nilai Pancasila," pungkasnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.