Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Nanggala

KSAL Jangan Lempar Batu Sembunyi Tangan!

Kamis, 29 April 2021 07:50 WIB
Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Yudo Margono (kanan) beserta istrinya Veronica Yudo Margono (kiri) berbincang dengan istri Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Kolonel Laut (P) Harry Setiawan, Winny Widayanti (kedua kiri) saat kunjungan di Desa Tebel, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (27/4/2021). (Foto: ANTARA/Umarul Faruq)
Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Yudo Margono (kanan) beserta istrinya Veronica Yudo Margono (kiri) berbincang dengan istri Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Kolonel Laut (P) Harry Setiawan, Winny Widayanti (kedua kiri) saat kunjungan di Desa Tebel, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (27/4/2021). (Foto: ANTARA/Umarul Faruq)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penyebab tenggelamnya kapal selam KRI Nenggala-402 di kedalaman 838 meter, di Laut Utara Bali, belum diketahui pasti. Investigasi baru bisa dilakukan TNI AL setelah bangkai kapal yang terbelah menjadi 3 bagian itu, diangkat ke permukaan. Namun, desakan agar Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono bertanggung jawab mulai disuarakan. KSAL diminta jangan lempar batu sembunyi tangan hanya dengan menyalahkan faktor alam.

Kritikan pertama datang dari kalangan DPR. Anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin meminta Yudo Margono bertanggung jawab. Sambil menunggu tanggung jawab KSAL, politisi senior Banteng ini akan mencari tahu penyebab kecalakaan yang menelan korban hingga 53 orang.

“KSAL Laksamana TNI Yudo Margono harus bertanggung jawab atas tragedi ini,” ujar Hasanuddin di Komplek Parlemen, Jakarta, kemarin.

Baca juga : Stok Kapal Selam RI Kini Tinggal 4, Yang Siap Tempur Cuma 3

Eks calon Gubernur Jawa Barat ini menuturkan, Nanggala-402 adalah kapal selam yang sudah berumur. Usianya telah melampaui batas operasional.

“Nanggala-402 ini sudah tergolong cukup tua. Mengingat sebuah kapal selam biasanya hanya bertahan 25 tahun. Tapi ini masih digunakan,” ungkap purnawirawan TNI Angkatan Darat itu.

Dia lantas mengungkapkan fakta baru. Kata dia, Hiu Kencana-402 itu sudah melewati batas waktu pemeliharaan selama tiga tahun. Informasi serupa juga dia dapatkan dari media Korea Selatan, Hankookilbo, 22 April 2021 lalu. Media itu melaporkan, kapal selam buatan Jerman tersebut menjalani overhaul kali terakhir pada 2012 lalu di perusahaan kapal Korsel, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) Co., Ltd.

Baca juga : BSI Bangga Pembiayaan mikro Tumbuh Hingga 116,7 Persen

“Butuh waktu dua tahun untuk pemeliharaan dan peningkatan senjatanya. Berdasarkan jadwal, kapal selam seharusnya melakukan pemeliharaan setiap enam tahun untuk dinyatakan layak, apalagi bila usia kapal sudah tua,” ungkapnya.

Untuk itu, dia mendesak Panglima TNI dan Kementerian Pertahanan segera melakukan investigasi atas tragedi tersebut. Informasi kalau Nanggala tidak kunjung mendapatkan perawatan dari tahun 2012 hingga sekarang, harus bisa dibuktikan.

“Kalau memang benar, ini sangat keterlaluan,” tegas saudara kandung Jaksa Agung Sanitiar Burhanudin itu.

Baca juga : Sambangi Markas PDI Perjuangan, PKS Belajar Oposisi Dari Banteng

Hal senada juga disampaikan pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati. Nuning, sapaan akrabnya, menilai Yudo-lah yang paling bertanggung jawab dengan kejadian yang berhasil menguras emosi 275 juta penduduk Indonesia itu. “KSAL harus bertanggung jawab,” ucap Nuning kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia geram jika kejadian nahas ini dihubung-hubungkan dengan faktor alam. “Tidak bisa mengatakan ini faktor alam. Toh, ini kan jelas kapal selamnya bermasalah! Sudah diingatkan pula sama salah seorang perwira bahwa ini kapal tidak layak operasi,” cetusnya.

Apalagi dalam kurun waktu kurang dari setahun, dua kapal milik TNI AL tenggelam. Pertama, KRI Teluk Jakarta-541 tenggelam di perairan Timur Laut Pulau Kangean, Jawa Timur, Selasa (14/7) tahun lalu. Selanjutnya, alias yang teranyar KRI Nanggala-402, tenggelam bersama 53 awaknya di perairan Bali saat akan melakukan latihan uji rudal, Rabu (21/4) lalu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.