Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pendidikan di Era Big Data

Selasa, 25 Mei 2021 17:40 WIB
Dr. Muhtadi, Ketua Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Dr. Muhtadi, Ketua Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

RM.id  Rakyat Merdeka - Sekarang ini pendidikan kita dan peserta didik berada pada era keberlimpahan informasi.

Sebuah konstruksi big data terpampang pada media internet. Data yang serius dan sampai yang tidak serius ada di internet. Sekali klik, di mesin pencari akan mendapatkan data yang diinginkan. Sungguh tidak terbayangkan. Dulu, mungkin mencari informasi dan data kita perlu berkunjung ke perpustakaan-perpustakaan yang belum tentu data yang dicari tersedia.

Baca juga : Kedudukan Pemimpin Terbaik

Peserta didik pun sekarang sudah begitu akrab dengan mesin pencarian untuk mengerjakan soal-soal, misalnya Matematika, Fisika, dan lainnya. Mahasiswa pun dalam membuat makalah presentasi, mereka mencari referensimenggunakan mesin pencarian. Dalam konteks ini, para peserta didik dimudahkan oleh media internet untuk mengarungi beragam data yang besar serta banyak.

Persoalannya, agar peserta didik tidak menjadi individu copy paste dan cenderung menjadi “robot” di lautan data itu, maka para guru perlu memfasilitasi mereka dengan kemampuan dan kapasitas.

Baca juga : Insan Pegadaian Gelar Donor Darah

Pertama, mengembangkan pemikiran kritis. Para peserta didik tidak hanya melihat data sebagaimana adanya. Mereka juga perlu memberikan motivasi dan menumbuhkan budaya bertanya sebagai bagian dari menyemai pemikiran kritis. Hal ini agar mereka tidak menerima data tanpa mengujinya dengan sejumlah pertanyaan.

Data yang tersebar di media internet perlupengujian kritis agar data itu terverifikasi secara faktual maupun ilmiah. Budaya bertanya dan mempertanyakan data merupakan prasyarat bagi tumbuhnya pemikiran kritis pada peserta didik.

Baca juga : Honda Tampilkan N7X Concept di Dreams Cafe Jakarta

Kedua, kemampuan menganalisa dan mensintesiskan setiap data. Sehingga tidak terkesan bahwa peserta didik terjebak hanya mengambil data bulat-bulat tanpa upaya memberikan perspektif maupun analisisnya.

Pada kaitan ini, peserta didik dalam menganalisis dan mensintesis data itu dengan perspektif yang sudah lama ada di metode ilmiah yang verifikasi, maupun yang paling radikal, falsifikasinya Karl Proper. Karena dari kemampuan menganalisis dan mensintesis data, akan melahirkan data dan informasi yang terverifikasi berdasarkan fakta empiris, bahkan ada teori-teori baru sebagai penggugat teori yang sudah mapan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.