Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kedudukan Pemimpin Terbaik

Selasa, 25 Mei 2021 07:15 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Dari ibnu Abbas, Nabi bersabda: Barangsiapa yang mempekerjakan seorang lelaki dari suatu kelompok, dan dari kelompok tersebut sesungguh-nya ada yang lebih baik, maka sungguh ia telah menghianati Allah, menghianati Rasul-Nya; dan menghianati semua orang Mukmin. (HR Al-Hakim, Al-Mustadrak, Jilid 4, halaman 104).

Dalam hadis lain disebutkan: Dari Ibnu Abbas, dari Nabi. Beliau bersabda: Barangsiapa yang mempekerjakan seorang dari kaum Muslimin, dan ia tahu bahwa di antara mereka ada yang lebih baik darinya; dan lebih paham Kitab Allah, dan Sunnah Nabi, maka sungguh ia telah menghianati Allah, menghianati Rasul-Nya; dan menghianati semua orang Muslim. (Hadis riwayat Baihaqi, Assunan Al-Kubra, Jilid 10, halaman 118).

Baca juga : Terima Kasih Pondok Pesantren

Kedua hadis tersebut di atas menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan para ulama Fikih. apakah boleh menetapkan pemimpin nomor dua sementara ada yang paling baik (nomor satu).

Dalam kitab-kitab Fikih Siyasah dijelaskan bahwa mengangkat seorang pejabat yang telah memenuhi kriteria merupakan hal yang sangat fundamental. Walau demikian, para ulama menyatakan bahwa mengangkat seseorang menjadi pejabat padahal ada yang lebih baik (Imamah al-mafdlul ‘ala al-afdhal) hukumnya boleh saja dan kepemimpi-nannya dianggap sah. Pendapat ini diperkuat oleh ibnu Hazm. (Ibnu Hazm, Al-Fisal fi Al-Milal wa l-Nihal, Jilid 4, halaman 167).

Baca juga : Filosofi Sexual Education (2)

Dasar bolehnya Imamah Al-mafdlul ‘ala Al-afdhal tidak bertentangan dengan hadis Nabi di atas yang menyatakan bahwa pemimpin harus yang terbaik karena hadis-hadis tersebut hanya sebagai penekanan saja yang mengarah pada kesempurnaan dan dalam kondisi stabil.

Mungkin saja orang yang terbaik itu menolak atau ada hal-hal khusus lain yang menyebabkan berhalangannya yang bersangkutan diangkat sebagai pemimpin, misalnya sudah dua kali masa jabatan sebagai pemimpin. Pendapat ini diperkuat oleh Imam Abu Bakar Al-Baqillani.

Baca juga : Filosofi Sexual Education (1)

Dasar lainnya ialah peristiwa Khalid bin Walid yang dipilih panglima angkatan perang dalam perang Yarmuk padahal ada sahabat yang lebih tepat untuk kepemimpinan itu, yakni Abu Ubaidah bin Jarrah. (Lihat Abdul Aziz Izzat Al-Khayyat, Al-Nizam Al-Siyasi fi Al-Islam, halaman 166). (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.