Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kemarau Tiba, BMKG Ingatkan Potensi Karhutla Juni Hingga Oktober

Selasa, 1 Juni 2021 21:49 WIB
Ilustrasi kebakaran hutan di daerah. (foto:net)
Ilustrasi kebakaran hutan di daerah. (foto:net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau seluruh pihak mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), saat kemarau pada Juni hingga Oktober 2021.

Pesan itu disampaikan Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Herizal dalam acara Diskusi Media  Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang digelar secara virtual bertajuk Tangkas Tangkal Kahutla dikutip, Senin (31/5).

"Kita melihat dari seluruh sisi dari ancaman kemarau kecil dan ancaman kemarau besar di bulan Juni sampai dengan September dan Oktober," ujar Herizal. 

Baca juga : Kapolri Intruksikan Polda Kawal Pemulihan Ekonomi Nasional

Menurut dia, BMKG terus memonitor perkembangan cuaca dan iklim di Indonesia. Termasuk melakukan analisa dan menyampaikannya kepada masyarakat, serta stakeholder agar bisa memitigasi lebih awal potensi-potensi terjadinya karhutla.

Dijelaskan, pada 2021, masih terdapat area hotspot(titik panas) di wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Kalimantan Barat yang mengalami peningkatan pada Februari. Namun pada Maret 2021 terjadi penurunan. 

Sedangkan di Provinsi Riau mengalami peningkatan hingga Maret dan menurun pada April 2021.

Baca juga : Karena Hasto, PDIP Dan Demokrat Saling Serang

Ia mengatakan, berdasarkan pantauan BMKG, kondisi kemarau pada April dan Mei 2021, curah hujan lebih tinggi dibanding curah hujan rata-rata normalnya. Hal ini membuat ancaman karhutla tahun 2020 cukup rendah karena iklimnya basah, yang membuat tinggi muka air gambut tidak menurun.

Namun demikian, pada 2021, BMKG memprediksi bahwa musim kemarau sedang progres. Dirinya meminta agar langkah pengendalian dan mitigasi karhutla terus-menerus digalakkan. "Dari pengamatan kami ada 55 persen daerah zona musim yang telah memasuki musim kemarau," ujar dia.

Daerah tersebut, di antaranya sebagian besar di Nusa Tenggara Timur, NTB, Bali sebagian besar di Jawa, Sumatra Selatan, Aceh, Kalimantan Selatan, dan Papua. 
Ia menyatakan, jika wilayah tersebut masih berwarna hijau berarti curah hujan masih banyak. Tapi ketika beralih dari warna hijau menjadi warna coklat dan merah itu artinya sudah perlu diwaspadai. [MFA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.