Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Shelter Covid-19 Inisiatif Perguruan Tinggi Kurangi Beban RS

Sabtu, 17 Juli 2021 14:12 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi Hotel University Club Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (17/7). (Foto: Humas Kemenko PMK)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi Hotel University Club Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (17/7). (Foto: Humas Kemenko PMK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di sejumlah wilayah Tanah Air, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Menyikapi kondisi ini, beberapa perguruan tinggi berupaya memberikan kontribusi dalam membantu penanganan Covid-19.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mencontohkan, salah satu yang diperbuat perguruan tinggi adalah dengan memanfaatkan rusunawa yang kosong untuk dijadikan shelter bagi pasien Covid-19.

"Semakin banyak shelter saya kira semakin mengurangi beban RS," ujarnya, saat mengunjungi Hotel University Club Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (17/7).

Baca juga : Satgas: Kita Tidak Sedang Baik-Baik Saja

UGM pada Rabu (14/7) telah membuka shelter baru di Wisma Kagama dan Hotel University Club, yang diperuntukan bagi penderita Covid-19 rujukan Rumah Sakit Sardjito (RSS) dan RSA (Rumah Sakit Akademik) UGM.

Sebelumnya, UGM juga telah membuka beberapa gedungnya untuk dijadikan shelter, antara lain gedung asrama mahasiswa, Mardliyah Islamic Center (MIC) UGM, Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, Wanagama, dan asrama Laboratorium Geologi di Bayat, Klaten.

Muhadjir menyatakan, seharusnya RS menjadi tumpuan terakhir. Artinya, jangan sampai semua pasien langsung dirawat di RS karena akan menyebabkan Bed Occupancy Rate (BOR) atau ketersediaan tempat tidur menjadi sangat terbatas.

Baca juga : Ivermectin, Obat Terapi Covid-19 Inisiatif Erick Thohir Dapat Persetujuan BPOM

"Kelebihan occupancy salah satunya karena tidak ada seleksi pemilahan penderita Covid-19 ini secara berjenjang. Dengan adanya shelter ini bertujuan untuk membatasi agar jangan semua pasien langsung ke RS," tuturnya.

Menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini, pasien yang sudah dirawat di RS dan mendekati sembuh bisa dilanjutkan dengan observasi di shelter hingga penanganan tuntas.

Dengan begitu, tempat tidur yang ada di RS bisa dimanfaatkan untuk pasien yang perlu perawatan lebih intensif.

Baca juga : Muhadjir Dorong Perguruan Tinggi Segera Hasilkan Oksigen Konsentrator

"Saya melihat langsung shelter-shelter yang dibikin oleh UGM. Secara umum sebetulnya DIY ini mempelopori pertama pembangunan shelter pada Februari dan sangat bagus. Karena itu mestinya DIY ini lebih bagus dalam menangani kenaikan kasus Covid-19 yang sangat eksponensial ini karena secara potensi sangat besar ada kampus yang bisa diandalkan dan keguyupan masyarakat yang sudah jauh-jauh hari sudah menginisiasi adanya shelter," tandas Muhadjir.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.