Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ekspresi Beragama dalam Realitas Virtual

Senin, 2 Agustus 2021 09:00 WIB
Tantan Hermansah, Doktor Sosiologi Universitas Indonesia (UI), Pengampu MK Sosiologi Perkotaan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Anggota Komisi Infokom MUI Pusat
Tantan Hermansah, Doktor Sosiologi Universitas Indonesia (UI), Pengampu MK Sosiologi Perkotaan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Anggota Komisi Infokom MUI Pusat

 Sebelumnya 
Lalu, bagaimana disrupsi keagamaan terjadi di masa pandemi ini? Paling mudah kita bisa melihat hadirnya beberapa "ijtihad" praktik ibadah berbasis jaringan virtual. Misalnya Jumatan dan tahlilan daring.

Ibadah Jumat dan tahlilan adalah bentuk ibadah yang memang harus dilakukan oleh banyak orang. Bahkan selain inovasi yang berhasil menghubungkan anggota jamaah di berbagai tempat untuk melaksanakan shalat Jumat secara bersama-sama meski sendiri-sendiri di rumah atau tempatnya masing-masing, ibadah Jumat ini juga ditambahi dengan dialog-dialog pasca shalat Jumat.

Begitu juga dengan ibadah tahlilan virtual, yang telah menjadi solusi paling efektif dan praktis menjawab kebutuhan aksi dalam kegiatan terkait adanya musibah kematian. Seperti kita ketahui, di era pandemi ini, banyak peristiwa kematian terjadi. Bahkan di grup-grup WA, Telegram, Facebook, BIP dan media lainya, hampir tiap hari ucapan bela sungkawa disampaikan karena adanya sahabat, saudara, kolega, atau orang-orang yang terkenal wafat --entah karena Covid-19 atau yang lainnya.

Baca juga : Meredam Kebangkitan Virus

Peristiwa kematian akibat Covid-19, seperti kita ketahui, memiliki prosedur khusus. Salah satu dampak dari prosedur Covid-19 adalah mayit tidak bisa dipulasara sebagaimana biasa. Bahkan tidak bisa dishalati dari dekat dan sejumlah halangan lainnya.

Sementara pasca si mayit dikebumikan atau dikubur, siapa saja yang mengenal mayit, umumnya terhambat untuk berkumpul bersama melakukan acara seperti tahlilan dan sebagainya. Maka dengan hambatan seperti itu, teknologi jaringan internet kembali menjadi solusi.

Akhirnya, dilakukanlah tahlilan secara virtual, di mana para peserta cukup duduk di rumah atau tempatnya masing-masing dan mengikuti pimpinan majelis tahlilan. Cara ini rupanya cukup menjadi alat untuk menyampaikan sungkawa kepada shahibul musibah. Di mana acara kadang diawali atau diakhiri oleh saling sapa dan saling memberikan testimoni kepada mayit.

Baca juga : Anies Apresiasi Peran Bank DKI Dalam Tangani Covid-19

Fenomena yang terjadi ini tentu memerlukan perluasan teoritis dalam menganalisisnya. Sebab teori lama dalam Sosiologi misalnya, yang menjelaskan bahwa agama bisa ditemukan dalam fenomena sosial, lebih merupakan penjelasan dan interpretasi kepada model-model relasi konvensional.

Bukan berarti teori yang ada tidak relevan atau usang, namun makna realitas sosial dalam beragama sekarang bukan lagi hanya apa yang muncul pada realitas dunia luring seperti shalat Jumat di masjid atau tahlilah di rumah duka, namun juga mereka yang terhubung oleh internet melalui aplikasi pertemuan. Bahkan tidak berlebihan bahwa dunia virtual adalah realitas lain yang perlu ditelaah dan diberikan makna yang mirip dengan realitas luring.

Perluasan teoritis ini menjadi suatu keniscayaan, karena dalam beberapa hal, orang kadang melakukan cara pandang kacamata kuda. Cara pandang ini kadang tidak memperhatikan bahwa realitas sosial itu sangat aktif, agresif, disruptif dan dinamis. [*]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.