Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Danone Cegah Stunting Lewat Edukasi Isi Piringku Dalam Kelas

Kamis, 2 September 2021 10:03 WIB
Peluncuran Program Isi Puringku untuk mencegah stunting yang digelar Danone (Foto: Dok. Danone)
Peluncuran Program Isi Puringku untuk mencegah stunting yang digelar Danone (Foto: Dok. Danone)

RM.id  Rakyat Merdeka - Stunting pada anak usia dini perlu mendapatkan perhatian khusus. Karena, stunting menyebabkan buruknya kemampuan kognitif, terhambatnya pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan status kesehatan serta rendahnya produktivitas. Peningkatan pemahaman akan pentingnya konsumsi gizi seimbang menjadi hal yang krusial.

Untuk itu, Danone Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) dan Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), meluncurkan edukasi Isi Piringku yang terangkum dalam Kelas Cegah Stunting Dari Rumah Dan Sekolah (Cerdas) di Tanggamus, Lampung. Wakil Bupati Tanggamus AM Syafi'i mengemukakan fakta 1 banding 3 anak di Indonesia mengalami stunting. Hal ini adalah bukti bahwa stunting perlu diperhatikan secara seksama. Apalagi, di Tanggamus ada 9 dari 20 kecamatan, dengan 28 desa, yang memiliki prevalensi stunting yang cukup tinggi. Sehingga butuh perhatian secara khusus.

“Untuk itu, saya mengapresiasi langkah kolaborasi Danone Indonesia dalam mendukung pemerintah untuk percepatan penurunan stunting di area Tanggamus,” kata Syafi’i.

Sejauh ini, dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, proporsi stunting pada balita di Indonesia menurun 7 persen dibandingkan 2013. Yaitu 37,2 persen pada 2013 menjadi 30,7 persen pada 2018. Tetapi, berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) balita di Lampung, diperoleh hasil presentase balita stunting terus meningkat.

Kasus stunting pada anak dapat dijadikan prediktor rendahnya kualitas sumber daya manusia. Padahal, fokus saat ini adalah membangun generasi emas melalui upaya pemerintah dan sinergi multipihak untuk mencerdaskan anak bangsa. Stunting dapat dicegah bila orang tua memberikan asuhan yang tepat pada anak. Melalui pemberian gizi seimbang, pola asuh, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Koordinator Substansi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Kesehatan, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan drg. Marlina mengatakan, masalah stunting ini sangat kompleks. Mulai pada akses pelayanan, tenaga kesehatan, hingga kebijakan yang dapat mendukung percepatan penanganan stunting ini.

“Namun juga, pemahaman dan perilaku masyarakat akan isu ini seperti perilaku dan kebiasaan masyarakat sehari-hari yang perlu didukung dengan pemantauan secara berkala,” ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.