Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Waspada, Virus Taliban Menyusup Di Dunia Pendidikan

Rabu, 8 September 2021 20:52 WIB
Pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Kertopati (Foto: Istimewa)
Pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Kertopati (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Kertopati mengajak semua pihak mewaspadai munculnya embrio radikalisme, termasuk virus Taliban, yang menyusup ke dunia pendidikan. Virus tersebut harus ditangkal demi menjaga keamanan negeri ini.
 
Terorisme (radikalisme), termasuk cikal bakalnya yang tumbuh berkembang diawali dari dunia pendidikan di negara kita,” ucap Nuning, sapaan akrab Susaningtyas, dalam keterangannya, Rabu (8/9).
 
Mantan Anggota Komisi I DPR ini menambahkan, soal dunia pendidikan itu, sudah banyak lembaga yang melakukan riset. Tentunya, tidak semua lembaga pendidikan berbasis Muslim bisa dikatakan sebagai embrio radikalisme atau bahkan Taliban. “Masih ada yang mengikuti peraturan perundangan yang berlaku,” imbuhnya.
 
Dalam kesempatan itu, Nuning juga meluruskan informasi simpang siur yang mengesankan dirinya menuduh agama Islam sebagai embrio terorisme. Nuning menegaskan, sebagai umat Islam, dirinya tidak mungkin mengatakan agamanya sebagai embrio terorisme. 
 
“Saya sebagai Muslim secara sadar sangat menghormati Islam sebagai agama saya. Ajaran Islam yang saya pelajari adalah agama yang cinta sesama, bahkan juga dengan umat beragama lain. Islam rahmatan lil alamin. Jadi, saya tidak mungkin menuduh agama Islam sebagai embrio terorisme,” jelasnya.
 
Menurutnya, simpang siur itu terjadi karena karena ada media yang menulis keterangannya dengan tidak lengkap, sehingga menyulut kemarahan serta kesalahpahaman. 
 
“Perlu saya tambahkan, saya sangat menjunjung tinggi adat budaya Indonesia yang adiluhung dan rasa cinta Tanah Air. Sehingga, tentu yang saya sampaikan tidak lain tidak bukan karena saya ingin mengajak serta bangsa ini memiliki patriotisme dalam bela negara,” terangnya.
 
Dalam kesempatan itu, meraih gelar dokter intelijen ini menjelaskan mengenai penggunaan Bahasa Arab. Nuning menjelaskan, dirinya sangat menghormati bahasa tersebut. Namun, ada perbedaan konteks Bahasa Arab sebagai alat komunikasi resmi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan penggunaannya sebagai bahasa sehari-hari dalam pergaulan suatu bangsa yang sudah memiliki bahasa nasional, seperti halnya Bahasa Indonesia. “Dalam hal ini, mohon maaf bila ada yang tidak sependapat dengan saya,” imbuhnya.
 
Sebagai catatan, sambung Nuning, dirinya sangat mengkhawatirkan terjadi glorifikasi menangnya Taliban di Afganistan oleh sel-sel tidur terorisme di Indonesia. “Terkait hal ini, tentu juga sudah sering dibahas oleh para ahli terorisme, jadi bukan hanya saya saja,” tutupnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.