Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Membaiknya penanganan Corona Indonesia membuat senang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun, WHO juga ikut tegang menyaksikan meningkatnya mobilitas warga Indonesia saat ini. WHO khawatir, tanpa adanya mitigasi, kasus Corona Indonesia akan kembali meledak.
Ungkapan perasaan WHO seperti itu disampaikan dalam laporan terbarunya bertajuk “Covid-19 Situation Report-72”, seperti dikutip Reuters, kemarin. Laporan ini membahas perkembangan penanganan Corona dalam kurun 6-12 September 2021 di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Apa hasilnya? WHO mencatat, Indonesia mengalami penurunan kasus hingga 30 persen dibanding pekan sebelumnya. Tingkat kematian juga telah menurun sebesar 23 persen. Penurunan paling drastis terlihat di Pulau Jawa dan Bali, wilayah yang pertama kali menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Baca juga : Napoli Imbang, Lazio Tumbang
Meski penanganan Corona sudah membaik, WHO mewanti-wanti pemerintah agar hati-hati dalam melonggarkan pembatasan sosial. Data yang dilaporkan Community Mobility Report keluaran Google, aktivitas warga terpantau selama sepekan ini sudah meningkat di hampir semua provinsi. Paling banyak di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten.
Umumnya, mobilitas warga yang tinggi, karena pergi ke tempat-tempat wisata, pusat perbelanjaan dan mal. Bahkan, menurut laporan itu, tingginya mobilitas warga saat ini, situasinya sudah seperti masa sebelum pandemi. Karena itu, organisasi yang bermarkas di Jenewa, Swiss itu, meminta pemerintah membuat rencana antisipasi dan mitigasi.
“Ada kemungkinan, tingginya mobilitas warga ini akan meningkatkan transmisi Covid-19 dan berujung pada kapasitas sistem kesehatan nasional dan daerah,” tulis WHO.
Baca juga : China Klaim LCS, Wakil Ketua MPR: Indonesia Wajib Keras Dan Tegas!
Untuk diketahui, kasus Corona di Indonesia memang sudah melandai dibandingkan saat puncak gelombang kedua pada Juli 2021 lalu yang mencapai lebih dari 50 ribu-an kasus per hari. Kemarin, kasus aktif di Tanah Air bahkan di bawah 70.000. Penambahan kasus aktif makin menurun hingga di bawah 5 ribu per hari.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga Sabtu (18/9), penambahan kasus menurun di angka 3.385. Penambahan tertinggi ada di Jawa Timur sebanyak 314 kasus, disusul Jawa Tengah dengan 298 kasus, dan Jawa Barat dengan 238 kasus. Kemudian ada penambahan 185 kasus kematian akibat Covid-19.
Membaiknya penanganan Corona membuat positivity rate terus menurun mencapai 1,31 persen. Angka tersebut sudah di bawah batas ideal yang ditetapkan WHO yakni sebesar 5 persen.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya