Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Sebelumnya
Meski kasus Corona menunjukkan perbaikan, bukan berarti masyarakat bisa bebas meningkatkan mobilitas dan abai protokol kesehatan. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mewanti-wanti warga agar patuh menjalankan prokes. Jangan sampai kasus Corona kembali melonjak karena euforia.
“Sejumlah daerah memang berhasil meningkatkan kedisiplinan dalam mengikuti anjuran pemerintah untuk menghindari euforia. Namun, daerah lain terjadi penurunan kedisiplinan,” beber Siti.
Jubir Satgas Covid-19, dr Reisa Brotoasmoro mengungkapkan, penurunan status PPKM dari level 3 ke 2 menyebabkan euforia masyarakat berlebihan hingga lupa menerapkan prokes. “Hal ini cukup berbahaya, karena dapat mengundang gelombang penularan berikutnya,” kata dr Reisa, kemarin.
Baca juga : Napoli Imbang, Lazio Tumbang
Berdasarkan Monitoring Kepatuhan Protokol Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 memperlihatkan adanya penurunan kedisiplinan memakai masker di masyarakat. Di DKI Jakarta terjadi penurunan dari 95 persen ke 90 persen. Di Jawa Barat turun dari 92 persen ke 89,5 persen. Di Jawa Tengah turun dari 89 persen ke 86,5 persen. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, turun dari 93,6 persen ke 91,6 persen. Terakhir, di Jawa Timur turun dari 94 persen ke 91,4 persen.
Padahal, lanjut dia, kelengahan melonggarkan disiplin akan mengarah ke naiknya level PPKM. Akibatnya, penutupan ruang publik seperti mal dan bioskop yang minggu ini baru dibuka, bisa kembali terjadi. Yang menyedihkan, kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah, bisa dihilangkan kalau level PPKM kembali naik.
“Jangan sampai noda setitik, rusak susu sebelanga. Karena lalai satu, dua orang, seluruh warga sampai anak kita yang sedang gembira sekolah lagi, jadi sengsara karena kita,” imbuh Duta Adaptasi Kebiasaan Baru itu.
Baca juga : China Klaim LCS, Wakil Ketua MPR: Indonesia Wajib Keras Dan Tegas!
Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin menjalankan prokes yang ketat. Dicky menilai risiko gelombang ketiga tetap perlu diwaspadai. Menurutnya, kemungkinan datangnya gelombang ketiga bisa terjadi pada Desember nanti.
Prediksi telah mundur dari sebelumnya yang diperkirakan, kalau gelombang ketiga terjadi pada akhir September atau Oktober 2021. Menurutnya, potensi mundurnya gelombang ketiga ini dikarenakan efektifnya PPKM.
“Makanya, jangan sampai kita abai. Karena ada ancaman gelombang ketiga,” warning-nya. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya