Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mau Bubarkan Densus 88? Silakan, Tapi Jangan Ngeluh Kalau Negara Kita Kayak Suriah

Kamis, 14 Oktober 2021 19:49 WIB
Penangkapan tersangka teroris oleh Densus88. (Foto: Istimewa)
Penangkapan tersangka teroris oleh Densus88. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Narasi usulan pembubaran lembaga Dentasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menuai kontroversi di ruang publik.

Tudingan tersebut ramai bergulir sejak dilontarkan Politikus Gerindra, Fadli Zon, merespon statemen salah satu petinggi Densus 88 yang menyebut euforia kemenangan Taliban menginspirasi kelompok teroris di Indonesia.

Tokoh ulama Nahdlatul Ulama (NU), KH, Marsudi Syuhud pun mengingatkan peran organisasi kemasyarakatan, agar bersama-sama menanggulangi pemahaman radikalisme.

"Yang bisa memahami ini adalah ormas-ormas seperti NU, Muhammadiyah, dan lainnya yang jumlahnya terdapat 80-an organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia," ujar Marsudi Syuhud saat menyampaikan keynote speech diskusi "Densus 88; Penanggulangan Terorisme dan Narasi Islamofobia, Kamis (14/10).

Baca juga : Fadli Zon, Tolong Ya, Kalau Ngritik Jangan Berlebihan

Nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan melingkupi persoalan keadilan, menghormati orang lain, serta sifat kemanusiaan lainnya.

Marsudi menegaskan, kekerasan terhadap orang lain sangat tidak dibenarkan untuk alasan tertentu.

"Prinsip dasar suatu negara adalah aturan-aturan. Jika tidak ada aturan, pasti kocar-kacir negara itu. Hidup bersama-sama harus ada aturan, hidup di Indonesia atau negara lain harus ikuti peraturannya. Tujuannya, untuk menata keharmonisan kehidupan bersama bangsa dan agama satu dengan yang lainnya," tandasnya.

Kamaludin, salah seorang mantan narapidana kasus terorisme, mengaku sempat sangat membenci keberadaan Densus 88 Antiteror. Lantaran kelompoknya dijadikan target operasi penangkapan.

Baca juga : DKI Ranking 1 Kasus Baru, Jateng Juara Kasus Kematian Harian

Namun kini, ia balik mengapresiasi peran Densus 88 di balik operasi pemberantasan kasus-kasus terorisme.

Menurutnya, keberadaan Densus 88 patut disyukuri oleh umat Islam.

"Wajar, dulu saya menargetkan Densus 88, karena mereka mengincar terorisme. Makanya, kita juga mengincar Densus 88. Densus 88 adalah peran yang harus disyukuri oleh umat di Islam di Indonesia," papar Kamaludin dalam diskusi bertajuk Densus 88: Penanganan Terorisme dan Narasi Islamofobia, Kamis (14/10).

Peneliti senior LIPI Prof. Hermawan Sulistyo berpandangan, tak masalah apabila lembaga yang didirikan sejak tahun 2003 itu dibubarkan. Namun, ia memberikan peringatan secara tegas, terkait konsekuensi bila Densus 88 dibubarkan. Potensi ancaman teror akan terjadi di mana-mana.

Baca juga : KPK Setor Rp 500 Juta Ke Kas Negara

"Kalau mau dibubarkan, ya bubarkan saja. Kalau ada bom, jangan mengeluh kalau negara kita seperti Suriah," ujar Prof Kikiek, demikian sapaan akrab Hermawan Sulistyo.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.