Dark/Light Mode

NUSAKU, Sinergi Teknologi Digital Pangkas Karbon Co2

Sabtu, 30 Oktober 2021 13:31 WIB
Indonesia akan berpartisipasi dalam menurunkan konsentrasi Co2 di dunia sebanyak 29 persen sampai 40 persen pada 2030. (Foto: Ilustrasi)
Indonesia akan berpartisipasi dalam menurunkan konsentrasi Co2 di dunia sebanyak 29 persen sampai 40 persen pada 2030. (Foto: Ilustrasi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia akan berpartisipasi dalam menurunkan konsentrasi Co2 di dunia sebanyak 29 persen sampai 40 persen pada 2030 nanti. Dari 29 persen itu 17,2 persen akan disumbangkan dari sektor kehutanan.

"Untuk bisa mewujudkan komitmen menurunkan 17,2 persen salah satu upayanya adalah dengan menanam pohon," ujar Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Ruandha Agung Sugardiman dalam keterangan persnya, Sabtu (30/10).

Semakin banyak tutupan hutan, dipastikan Indonsia akan mampu menyerap Co2 yang ada di lapisan atmosfer dan dikonversi menjadi oksigen. Usaha Indonesia kepada dunia untuk bisa menurunkan konsentrasi Co2, sektor kehutananlah yang menjadi motor utama.

"Jadi, penanaman pohon melalui program NUSAKU sangat relevan dengan program LHK," akunya.

Baca juga : Ruang Pintar Hadirkan Teknologi Digital dan Internet Untuk Anak-Anak

Ketua Umum Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI) Transtoto Hadhadari mengurai soal perubahan iklim. Climate Change atau perubahan iklim di dunia terjadi karena peningkatan pemakaian energi. Delapan puluh persen produksi Co2 di dunia karena energi.

"Nah, di Indonesia kasusnya aneh, Co2 banyak terjadi karena hutan kita berubah jadi lahan kosong. Jadi, pekerjaan kita mengubah yang kosong tersebut menjadi hijau kembali,” katanya.

Dijelaskan Transtoto dengan proses asimilasi, pohon menyerap Co2 yang lebih banyak. Indonesia sebagai negara tropis mempunyai kemampuan luar biasa untuk ini, sebagai oxygerator. "Kita harus bangga menjadi penghasil oksigen," pungkas mantan Direktur Utama Perum Perhutani ini.

Indonesia merupakan negara yang sangat beruntung karena Indonesia memiliki wilayah hutan tropis yang sangat luas. Akan tetapi, sangat disayangkan, hutan di Indonesia terdegradasi akibat pembalakan liar, perambahan hutan, pengurangan kawasan hutan (deforestasi) untuk kepentingan pembangunan dan penggunaan lahan yang dilakukan dengan masif dan tidak didasarkan pada prinsip keberlanjutan. Hutan menjadi rusak dan tidak dapat lagi menyerap karbon dengan baik.

Baca juga : Bank Mandiri Layani Transaksi Digital Perusahaan Bongkar Muat

Sebelumnya, Ketua Umum Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh), Yohanes Cianes Walean telah berbicara tentang prospek Carbon Trading, NUSAKU dengan menggunakan teknologi blockchain.

Strategi itu dapat menjadi alternatif solusi untuk mendukung Indonesia mencapai Zero Emission. Dengan cara ini, banyak project di dunia akan men-support gerakan menanam pohon menyerap emisi carbon yang dihasilkan oleh perusahaan penghasil carbon.

Sehingga tercipta keseimbangan menjaga bumi menjadi rumah yang lebih ramah untuk manusia, hewan dan mejaga kelestarian lingkungan hidup.

"Untuk project ini, Koprabuh akan bekerjasama dengan PT Green Gold Artha Buana," kata Yohanes.

Baca juga : Sinergi, Kunci Peningkatan Literasi Di Pandeglang

Menurutnya, Koprabuh sendiri telah berpengalaman. SDM Petani yang di Koprabuh sangat terlatih untuk melakukan penanaman pohon yang efisien dan tingkat kesuksesan dalam penanaman pohon adalah 100 persen. Ada jaminan jika pohon tersebut mati akan diganti dengan bibit pohon yang baru

"Koprabuh sudah terbukti berhasil memecahkan Rekor dunia, GUINESS WORLD RECORD pada tanggal 28 November 2016 sebagai penanam pohon paling banyak di dunia. Acara penanaman pohon tersebut dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya," jelasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.