Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Banjir Dan Longsor Di Mana-mana

Ancaman Bencana Belum Sampai Puncaknya, Waduh!

Minggu, 7 November 2021 07:50 WIB
Foto udara Tim SAR gabungan bersama relawan dan warga membersihkan endapan lumpur saat pencarian korban akibat banjir bandang di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021). (Foto: Antara/Zabur Karuru)
Foto udara Tim SAR gabungan bersama relawan dan warga membersihkan endapan lumpur saat pencarian korban akibat banjir bandang di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021). (Foto: Antara/Zabur Karuru)

RM.id  Rakyat Merdeka - Musim hujan baru juga tiba, tapi bencana berupa banjir dan tanah longsor sudah melanda di mana-mana. Korban tewas berjatuhan, ribuan orang mengungsi dan ratusan rumah rusak berat. Prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikasi, bencana yang terjadi saat ini belum sampai puncaknya. Waduh, semoga tidak terjadi. Amin.

Sepekan terakhir, bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, terjadi di mana-mana. Tak hanya di Ibu Kota, banjir juga melanda wilayah Bandung, Kudus, sampai Medan. Paling anyar adalah banjir bandang yang melanda Kabupaten Malang, dan Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (4/11). Dua bencana ini diakibatkan meluapnya sungai Susuh dan Sungai Brantas. Keganasan banjir bandang ini bisa dilihat dari banyaknya video beredar di dunia maya.

Akibat bencana tersebut, 9 orang dilaporkan tewas, yaitu 7 orang berasal dari Kota Batu, dan 2 orang berasal dari Kabupaten Malang. Bencana ini juga menyebabkan kerusakan pada empat desa di tiga wilayah kecamatan yaitu Desa Tegalgondo di Kecamatan Karangploso, Desa Sidomulyo di Kecamatan Batu, serta Desa Tawangargo, dan Desa Giripurno di Kecamatan Bumiaji.

Sebanyak 17 unit rumah rusak, 28 sepeda motor rusak, tiga unit mobil rusak, delapan ekor hewan ternak hanyut terseret arus sungai, dan enam kandang hewan ternak rusak berat. Sementara, ribuan orang terpaksa mengungsi.

Selain banjir bandang di Batu dan Malang, banjir juga merendam wilayah Alor, NTT. Belasan rumah warga di Desa Malaipea, Kecamatan Alor Selatan, Kabupaten Alor, rusak diterjang banjir. Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah itu sejak Rabu (3/11) pagi hingga siang. Hujan lebat itu mengakibatkan Sungai Malaipea meluap, sehingga menyebabkan banjir dengan ketinggian hingga 3 meter.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT melaporkan tidak ada korban jiwa dalam bencana itu. Tapi belasan rumah dan sawah milik warga rusak.

Selain banjir, bencana tanah longsor juga terjadi di sejumlah tempat, akibat curah hujan yang tinggi. Selain di Jakarta, tanah longsor juga melanda wilayah Wonosobo, Semarang, Bandung hingga Buleleng.

Baca juga : Bantuan Sembako Kapolri Untuk Buruh Sampai Di Purwakarta

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyatakan, banjir dan banjir bandang yang melanda sejumlah daerah sepekan terakhir dikarenakan cuaca ekstrem, khususnya curah hujan yang meningkat. Kata dia, pihaknya memang telah memprediksi curah hujan akan semakin meningkat pada November.

Prediksi ini sejalan dengan penguatan La Nina dan Monsun Asia yang disertai berbagai fenomena labilitas atmosfer. Fenomena ini bersifat lebih lokal dan dalam durasi yang lebih singkat.

“Hal tersebut berpotensi makin meningkatnya risiko terjadi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, banjir bandang dan angin kencang,” kata Guswanto, dalam keterangan resmi, kemarin.

Ia lalu mencontohkan banjir bandang yang melanda Kota Batu dan Malang. Kata dia, hujan di Kota Batu, 4 November lalu itu, masuk kategori sangat lebat dengan intensitas mencapai 80,3 mm. Curah hujan ini terjadi selama dua jam.

Guswanto mengatakan, dua hari ke depan depan, berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak, ada sekitar 13 wilayah provinsi yang berpotensi terjadi banjir dan banjir bandang dalam kategori siaga. Karena itu, ia berharap para kepala daerah melakukan persiapan, seperti memastikan saluran air tidak tersumbat. Selain itu, lebih mengintensifkan koordinasi, antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.

“Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.

Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Harry Tirto Djatmiko memperkirakan, puncak musim akan terjadi pada Desember 2021 hingga Februari 2022. Selama puncak musim hujan itu, masyarakat diminta waspada terhadap ancaman banjir dan bencana lainnya.

Baca juga : Senayan Dukung Upaya Kementan Tingkatkan Kemampuan Peternak Rakyat

Kata Harry, BMKG telah merilis sejumlah prakiraan cuaca sebagai pemberitahuan bagi pemerintah daerah yang wilayahnya masuk dalam wilayah musim hujan intensitas tinggi. Teranyar, di akhir Oktober 2021 kemarin. BMKG juga telah mengadakan konferensi pers terkait dampak La Nina agar pemerintah daerah mengintensifkan upaya penanganan, serta meningkatkan level kewaspadaan menjadi level siaga.

Adapun sejumlah daerah yang perlu menaruh kewaspadaan terhadap puncak musim hujan, yakni Sumatera, Jawa-Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi. “Di pertengahan Oktober kami mengadakan press conference lagi terkait potensi dampak La Nina supaya (Pemerintah daerah) intensif lagi melakukan kewaspadaan menjadi siaga,” ujar Harry di Jakarta, kemarin.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Ganip Warsito meminta seluruh elemen agar meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana yang dapat dipicu faktor cuaca dan fenomena La Nina di Tanah Air. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir pada periode 2016 hingga 2020, BNPB mencatat ada sebanyak 17.032 kali kejadian bencana yang terjadi di Tanah Air.

Adapun dari data tersebut, hampir 99 persen kejadian bencana yang dilaporkan adalah jenis bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, longsor, cuaca ekstrem, kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan. Data yang dirangkum BNPB selama periode 2021, tercatat setidaknya ada 2.172 kejadian bencana alam hingga 3 November 2021 yang juga didominasi oleh jenis bencana hidrometeorologi.

Dari data tersebut, Ganip menggarisbawahi bahwa kejadian bencana itu bukanlah jumlah yang kecil. Apabila dirata-rata maka setidaknya Indonesia mengalami kejadian bencana sebanyak 10 kali dalam sehari

“Hal ini tentu bukanlah jumlah yang kecil, karena setiap bencana selalu membawa dampak kerugian harta dan jiwa,” kata Ganip.

Hal senada juga disampaikan Menteri Sosial, Tri Rismaharini. Kata dia, banyak banjir terjadi di Indonesia belakangan ini karena krisis lingkungan. Ia menilai bencana yang terjadi di Indonesia ini belum memasuki masa puncak.

Baca juga : Pertamina Dorong Sekolah Tanggap Bencana Kebakaran di Samarinda

“Ini belum puncak. Menurut BMKG, La Nina Januari-Februari, jadi artinya kita memang harus terus siaga, terutama daerah yang rentan karena dampak hutan gundul, luapan sungai,” kata Risma saat meninjau lokasi banjir bandang di Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (5/11) tengah malam.

Eks Wali Kota Surabaya ini mengatakan, selain waspada banjir bandang karena fenomena La Nina, pihaknya juga mengkhawatirkan kemungkinan banjir rob akibat hujan intensitas tinggi yang berpengaruh pada pasang surut air laut.

“Mitigasi pertama yang harus kita lakukan adalah seluruh daerah mengecek kondisi rawan itu semua dicek, kemudian disiapkan supaya tidak ada korban. Kita ada bufferstock, tapi mudah-mudahan tidak terjadi bencana lagi,” harap menteri asal PDIP ini.

Selain meninjau kerusakan yang terjadi di daerah itu, ia juga memberikan santunan kepada para korban luka dan ahli waris korban meninggal dunia. Dalam kesempatan itu, ia juga berjanji akan segera berkoordinasi dengan BNPB untuk memperbaiki rumah yang terkena banjir agar tidak terjadi tumpang tindih. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.