Dark/Light Mode
BARATA KRISNA
Sebelumnya
Problem serupa juga dialami Bangun. Selain menjual pulsa, token listrik juga jadi andalannya. Namun itu pun jarang yang datang. “Dalam sepekan, yang datang ke kios saya bisa dihitung dengan jari, Bang. Ini susahnya kalau jualan berdekatan,” kata pria yang mengaku kerabat jauh (almarhum) artis Advent Bangun ini.
Setali tiga uang dengan Siswanto. Menurutnya komisi bisa didapat, tapi setiap agen harus mencapai minimal penjualan, misalnya Rp 200 ribu. Jika tidak, terpaksa keuntungan didapat dari penjualan jasa. “Misalnya dari pulsa selisihnya hanya Rp 2 ribu,” katanya.
Baca juga : Dikuliahin Sopir Taksi
Tak heran Siswanto pun berpikir, jika sampai akhir bulan ini kondisi tak kunjung membaik, terpaksa dia menghentikan kerja sama. “Mungkin saya akan mengganti dengan unicorn yang lain. Banyak tuh kayak Akulaku, agen BRI, siapa tahu rejeki dan peruntungan saya bisa berubah,” katanya.
Ketiganya juga mengaku, kondisi ini juga dipersulit dengan adanya minimarket Indomaret, Alfamidi dan Alfamart yang menjual jasa serupa. Bahkan mereka juga menawarkan jasa yang lebih banyak seperti pembayaran uang kuliah dan uang SPP sekolah negeri. Lagi-lagi, letaknya juga berdekatan.
Tentu sebuah pelajaran lain didapat, kali ini dari sisi agen. Tak salah jika persyaratan membuka agen diperketat. Misalnya minimum satu kelurahan hanya ada satu agen.
Jika ternyata berdekatan, berhak menolak permohonan pemilik warung atau toko. Dengan demikian “rebutan konsumen” pun tidak terjadi. Soalnya, kalau sudah tumplek blek kan repot jadinya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
