Dark/Light Mode
UJANG SUNDA
RM.id Rakyat Merdeka - Pada 26 Januari lalu, saya ikut tahlilan hari ketujuh kakak ipar saya, yang meninggal 19 Januari 2019. Tahlilan digelar di kampung kecil, di pesisir utara Karawang, Jawa Barat.
Selepas Isya, puluhan warga sekitar sudah berkumpul di rumah kecil kakak saya. Sebagian duduk bersila di teras yang sempit. Sebagian lagi duduk di bale bambu dan kursi plastik di depan rumah.
Baca juga : Buah Pijar Ciletuh
Pak Ustadz juga sudah datang. Duduk bersila tepat di depan saya. Sebelum acara dimulai, kakak meminta saya memberi kata sambutan. Walaupun anak paling muda, sejak SMA dulu, saya memang selalu “diperintah” memberikan kata sambutan di acara-acara slamaten keluarga.
Baru saja mengucapkan salam dan mukadimah, tiba-tiba ada 3 orang datang. Mereka seragam memakai safari putih dengan logo salah satu capres di atas satu kanan bajunya. Saya agak kaget. Keluarga juga kaget. Sebab, kami sami sekali tidak kenal mereka.
Baca juga : Curcolan Si Driver
Orang-orang itu bukan dari kampung kami. Rupanya, salah satu dari mereka adalah caleg untuk DPRD Karawang yang bertarung di Pemilu 2019. Yang duanya, pendamping.
Mereka sengaja datang ke acara itu karena mendengar kabar dari Pak Ustadz kampung kami. Belum hilang kaget saya, sang caleg langsung memotong ucapan saya. “Sebentar, ini ada pengeras suara,” ucapnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
