Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Anggota Komisi VI DPR Nyoman Parta mendorong percepatan realisasi industri garam nasional untuk mengurangi tingginya kebutuhan impor garam.
Selain itu, pemerintah bisa memaksimalkan pembelian garam hasil tambak rakyat sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petambak garam rakyat.
Parta mengatakan, masalah impor garam memang selalu menjadi polemik dan memicu pro dan kontra di publik karena tingginya angka impor setiap tahunnya.
Baca juga : Telkomsel Umumkan 5 Startup Pemenang Tinc Batch 7, Ini Daftarnya
"Saatnya pemerintah membuat rencana dengan menjadikan garam sebagai industri strategis nasional," kata Parta dalam keterangan tertulis, Jumat (18/2).
Anggota Fraksi PDIP ini mengatakan, pemerintah masih membuka kran impor untuk garam karena banyak hal. Pertama, kapasitas produksi di dalam negeri tak mampu memenuhi kebutuhan industri.
Kedua, faktor kualitas garam lokal yang tak sepadan dengan persyaratan industri mengingat industri membutuhkan garam dengan spesifikasi cukup tinggi, terutama dalam hal kadar NaCL atau Natrium Chlorida.
Baca juga : Kementan Kembali Serap Telur Dari Peternak Rakyat
Dan terakhir, ketiga, kepastian pasokan garam sepanjang tahun, terutama untuk keperluan industri yang sampai saat ini belum bisa dipenuhi dari garam lokal. "Alasan (impor) ini sudah lama tapi terus diulang-ulang setiap tahun," jelasnya.
Parta menilai, dengan kondisi geografis Indonesia sebagai negara dengan bentang pantai nomor dua terpanjang di dunia setelah Kanada, harusnya impor garam ini tidak terjadi.
Begitu pun terkait dengan persoalan kualifikasi garam industri yang lebih tinggi dari garam lokal. Harusnya, hal ini bisa diselesaikan dengan pemanfaatan teknologi sehingga kualitas NaCL yang dihasilkan dapat memenuhi standar produksi. "Tapi faktannya kita terus impor garam dalam jumlah besar setiap tahunnya," tutur Parta.
Baca juga : Soal Investigasi Impor Baja, Adian Minta Tak Sepihak, Mesti Duduk Bersama Cari Solusi
Sejak tahun 2018, setiap tahunnya pemerintah membuka kran impor garam sebanyak 2.6 juta ton. Namun di tahun 2021, angka ini naik menjadi 3 juta ton.
Sebaliknya, produksi garam nasional mengalami penurunan dari tahun 2015 sebanyak 2.9 juta ton, dan kini menjadi hanya 1,3 juta ton di tahun 2021.
"Ironi memang. Nah saatnya pemerintah membuat rencana yang menjadikan garam sebagai industri strategis nasional," bebernya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya