Dark/Light Mode

Kunjungi Bali Safari Park, Bamsoet Beri Nama 2 Anak Komodo

Jumat, 25 Maret 2022 16:11 WIB
Ketua MPR/Pembina Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI) Bambang Soesatyo (tengah) mengunjungi Bali Safari Park. (Foto: Istimewa)
Ketua MPR/Pembina Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI) Bambang Soesatyo (tengah) mengunjungi Bali Safari Park. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus Pembina Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI) Bambang Soesatyo mengapresiasi keberhasilan Bali Safari Park mengembangbiakan komodo secara alami. Sebanyak 16 ekor anak komodo menetas tanpa melalui inkubator di Bali Safari Park pada Maret 2022.

"Bali Safari Park merupakan lembaga konservasi satwa pertama di Bali yang berhasil mengembangbiakkan komodo secara alami. Saat ini, kondisi semua anakan komodo dalam keadan sehat dan aktif. Dua anak komodo yang ada saya beri nama Dirgha, seperti nama anak bungsu saya, dan Alarik, seperti nama cucu sulung saya," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, saat mengunjungi Bali Safari Park, di Bali, Jumat (25/3).

Baca juga : Tinjau KEK Galang Batang, Bamsoet Dorong Hilirisasi Bahan Tambang

Bamsoet menjelaskan, Dirgha berarti panjang (dalam ukuran ruang dan waktu), tinggi, luas, dan dalam. Dirgha juga berarti memiliki kemauan keras, bakat bisnis, dan berwibawa. Cermat dalam urusan kebersihan, dapat dipercaya dan gemar menolong. Sedangkan Alarik dalam bahasa Sansekerta, artinya pemimpin dari semua. Alarik dalam bahasa Skandinavia, artinya penguasa semuanya.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, komodo di Bali Safari Park berkembang biak secara alami. Mulai dari kawin, membuat sarang, bertelur di sarang yang dibuat sendiri, hingga telur berhasil menetas tanpa melalui inkubator. Dengan tambahan 16, saat ini Bali Safari Park tercatat mempunyai 24 komodo.

Baca juga : Buka Kejurnas Banteng Mini 4WD, Bamsoet Dorong Perbanyak Lomba Tamiya

"Bali Safari Park memang sengaja merawat dan mengembangbiakan komodo dengan tujuan konservasi. Saat ini, bayi-bayi komodo yang masih berusia kurang dari sebulan ini dirawat tim dokter hewan dari Bali Safari Park. Pemberian makanan dilakukan dua kali dalam satu minggu," kata Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, komodo merupakan kadal terbesar di dunia yang memiliki habitat asli di Nusa Tenggara Timur. Satwa ini dapat ditemukan di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Padar. Lembaga Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Aktivitas vulkanis, gempa bumi, kerusakan habitat, dan perburuan gelap menjadi penyebab utama menurunnya populasi komodo.

Baca juga : Pak Menteri… Kami Sudah Antre, Eh Migornya Kosong

"Pemerintah telah menetapkan komodo masuk dalam spesies yang dilindungi. Data Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan total komodo di Indonesia pada 2018 sebanyak 2.897 ekor dan pada 2019 bertambah menjadi 3.022 ekor. Kita berharap Bali Safari Park dan lembaga konservasi satwa lainnya dapat terus mengembangbiakkan agar komodo terhindar dari kepunahan," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.