Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Terima Pengurus Pusat Pengembang Indonesia

Bamsoet Dorong Pembangunan Rumah Layak Huni Harga Terjangkau

Selasa, 12 April 2022 17:38 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) menerima Pengurus Pusat Pengembang Indonesia, di Jakarta, Selasa (12/4). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) menerima Pengurus Pusat Pengembang Indonesia, di Jakarta, Selasa (12/4). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo mendukung program kerja nasional Pengembang Indonesia dalam membangun perumahan yang layak huni dengan harga terjangkau melalui tagline, 'Satu Hektar Satu Kecamatan'. Program ini sebagai dukungan terhadap peningkatan Program Sejuta Rumah yang dicanangkan Presiden Jokowi sejak 2015. Sekaligus sebagai wujud konkret membantu Pemerintah menjalankan amanah Pasal 28H ayat (1) UUD 1945, yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Pengembang Indonesia juga memiliki program kawasan 'Kota Mandiri Skala Kecil', dengan mewujudkan hunian berimbang. Sebagai wujud implementasi dukungan terhadap Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 7 Tahun 2013, yang mengatur tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dengan hunian berimbang, dengan komposisi pembangunan perumahan 1-2-3. Satu Rumah Mewah, Dua Rumah Menengah, dan Tiga Rumah Sederhana.

Politisi yang akrab disapa Bamsoet ini menerangkan, Kementerian PUPR melaporkan, Program Sejuta Rumah memang sudah terealisasi pada akhir 2021 dengan hasil mencapai 1.105.707 unit (100,06 persen dari target). Namun, bukan berarti kebutuhan masyarakat terhadap perumahan yang layak huni dengan harga terjangkau sudah terpenuhi sepenuhnya. 

Baca juga : Terima Pengurus IPNU dan IPPNU, Bamsoet Dorong Pemanfaatan Teknologi Digital

"Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, pemerintahan Presiden Joko Widodo menargetkan peningkatan rumah layak huni dari 56,75 persen menjadi 70 persen. Sehingga pada tahun 2022 ini, pemerintah menargetkan terbangunnya 11 juta rumah layak huni. Menyukseskannya butuh kerja keras semua pihak, termasuk dari para pengembang perumahan yang tergabung dalam Pengembang Indonesia," ujar Bamsoet, usai menerima Pengurus Pusat Pengembang Indonesia, di Jakarta, Selasa (12/4).

Pengurus Pusat Pengembang Indonesia yang hadir antara lain, Ketua Umum Barkah Hidayat, Sekjen Muhammad Hidayat, Bendahara Umum Robie Hidayat, Wakil Ketua Bidang Perumahan dan Permukiman Budi Setiawan, serta Wakil Ketua Bidang Humas dan Media Jimmy Montolalu. Hadir pula Ketua Pengembang Indonesia Jawa Barat Rayhan Nuradithia, Ketua Pengembang Indonesia DKI Jakarta Jefri G Rantung, dan Ketua Pengembang Indonesia Kalimantan Selatan M Noor Suryadi.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, Pengembang Indonesia dan juga asosiasi sejenis lainnya bisa memanfaatkan berbagai fasilitas yang diberikan pemerintah untuk membangun perumahan layak huni. Di tahun 2022, Kementerian PUPR telah mengalokasikan program bantuan pembiayaan perumahan sebesar Rp 28 triliun yang akan disalurkan melalui berbagai program subsidi.

Baca juga : Tim Pelatnas Tinju Indonesia Raih 4 Perunggu Di Phuket

"Antara lain Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 200.000 unit yang disalurkan oleh Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebanyak 24.426 unit, Subsidi Selisih Bunga (SSB) sebanyak 769.903 unit, dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) sebanyak 200.000 unit," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum KADIN Indonesia ini menerangkan, Pengurus Pusat Pengembang Indonesia juga menyampaikan aspirasi, untuk menyukseskan berbagai program tersebut, mereka masih menghadapi berbagai kendala. Khususnya terkait sinkronisasi Online Single Submission (OSS Risk Based Approach) di Kementerian Investasi dengan pengalihan Izin Mendirikan bangunan (IMB) menjadi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) di Kementerian ATR-BPN, yang masih belum terintegrasi hingga ke berbagai pemerintah kota/kabupaten.

"Hal tersebut menurut Pengurus Pusat Pengembang Indonesia telah mengakibatkan stagnasi yang menghambat proses akad kredit lebih dari 50 ribu unit bangunan rumah yang telah siap akad pada tahun 2021. Karenanya sambil mempercepat proses sinkronisasi data, pemerintah melalui Kementerian Investasi dan Kementerian ATR-BPN perlu mempertimbangkan membuat peraturan relaksasi bagi para pengembang agar jangan sampai ada lagi proses akad kredit yang terhambat," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.