Dark/Light Mode

Yandri Ngarep Universitas Bengkulu Jadi Leading Sector Ketahanan Pangan

Selasa, 30 Agustus 2022 11:51 WIB
Wakil Ketua MPR Yandri Susanto saat Pelantikan Ikatan Alumni (Ikal) Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (FP-UNIB) Periode 2022-2025, di Auditorium Gedung C, Kompleks Kampus UNIB, Bengkulu, Senin (29/8). (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Yandri Susanto saat Pelantikan Ikatan Alumni (Ikal) Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (FP-UNIB) Periode 2022-2025, di Auditorium Gedung C, Kompleks Kampus UNIB, Bengkulu, Senin (29/8). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Yandri Susanto mengungkapkan, Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sangat subur, dengan berbagai produk pangan tumbuh baik dan mampu memenuhi kebutuhan hidup hampir 280 juta jiwa rakyatnya. Namun memang masih ada beberapa pangan yang masih mengandalkan impor untuk kebutuhan dalam negerinya.

Sampai bulan Juli 2022, Indonesia masih impor komoditas pangan terutama gandum.Kebutuhan pangan ini sekitar 4,5 juta ton dengan nilai Rp 26 Triliun, masih impor dari Eropa. Ini terjadi karena, gandum termasuk tumbuhan yang sulit tumbuh subur di tanah Indonesia.

Begitu sampai di Indonesia, lanjut Yandri, harga gandum juga termasuk mahal dan makin tinggi akhir-akhir ini.

Baca juga : Gandeng Universitas Naresuan, KBRI Bangkok Gelar Indonesian Cultural Day

"Penyebabnya adalah, akibat dampak perang Russia-Ukraina dan pengiriman produk yang harus melalui Singapura terlebih dahulu," kata Yandri.

Hal tersebut disampaikan Pimpinan MPR dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini, dalam orasi ilmiahnya di acara 'Pelantikan Ikatan Alumni (Ikal) Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (FP-UNIB) Periode 2022-2025, di Auditorium Gedung C, Kompleks Kampus UNIB, Bengkulu, Senin (29/8).

Hadir dalam acara, Wakil Rektor III Dr. Candra Irawan, Dekan FP UNIB Prof. Dwi Wahyuni Ganefianti, Ketua Ikal Arif Gunadi, Walikota Bengkulu Helmi Hasan, Wakil Walikota Dedi Wahyudi, para alumni FP UNIB lintas angkatan serta para dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian UNIB.

Baca juga : KPK Tangkap Tangan Rektor Universitas Negeri Di Lampung

Dilanjutkan Yandri, produk pangan yang masih impor selanjutnya adalah gula. Pangan yang sangat dibutuhkan rakyat sehari-hari ini, sebanyak 3,5 juta ton masih diimpor dengan nilai Rp 27 triliun.

Lalu, kedelai. Pangan ini masih impor dari Amerika Serikat, dengan kebutuhan 1,3 juta ton bernilai hampir Rp 1,2 triliun. Terakhir jagung, Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terutama industri, Indonesia masih harus impor sebanyak 230 ribu ton.

Yandri melihat, isu nasional tentang kebutuhan pangan dalam negeri tersebut sebagai sebuah peluang besar yang harus disikapi secara serius, oleh elemen bangsa yang bergerak di bidang pertanian termasuk FP UNIB.

Baca juga : Muzani Yakin Lampung Jadi Provinsi Pelopor Kemenangan Gerindra-PKB

"Saya sangat berharap, FP UNIB menjadi leading sector atau garda terdepan menjadi pendobrak bahwa Bengkulu mampu memenuhi kebutuhan pangan rakyat yang selama ini diimpor. Jika ini terjadi, maka ketahanan pangan bangsa secara keseluruhan akan terwujud makin kuat," katanya.

Kepada para mahasiswa, Yandri mendorong semangat untuk segera bangkit menghadirkan kualitas diri dan almamater dengan optimal memberikan kontribusi yang terbaik untuk kemajuan negara.

"Tantangan bangsa itu memang berat. Tapi, sebagai generasi muda yang memiliki semangat perjuangan para pendiri bangsa, saya rasa mahasiswa dengan dukungan para dosen dan alumni FP UNIB, mampu menjawab, menghadapi dan kemudian berhasil sukses dengan gemilang," tandasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.