Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Mantap, Leo/Daniel Juara Thailand Masters 2023
- Gilas PSS Sleman 2-0, Maung Bandung Puncaki Klasemen Lagi
- Nama Erick Paling Berkibar Di PPP, Cocok Buat Capres, Oke Juga Buat Cawapres
- Kopiko Jadi Sponsor Utama Kopiko F1 Powerboat, Ajang Kompetisi Skala Dunia
- Komunitas Milenial Pendukung Ganjar Gelar Lomba Pencak Silat Di Pulang Pisau
Pemerintah Janjikan Perizinan Investasi Cepat
Darmadi: Beresin Dulu Masalah Koordinasi Antar-Kementerian
Selasa, 24 Januari 2023 07:45 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Senayan menghargai inisiatif Pemerintah menggenjot investasi dengan fokus menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi pada sektor energi dan industri hijau. Namun sayangnya, Pemerintah sampai saat ini masih terkendala lemahnya koordinasi antar kementerian/lembaga (K/L).
Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto mengatakan, perizinan akan beres jika koordinasi dengan K/L lain berjalan dengan baik. “Selama ini koordinasi masih lemah,” ungkap politisi Fraksi PDI Perjuangan ini di Jakarta, kemarin.
Dia menuturkan, Pemerintah kini tengah fokus melakukan hilirisasi pada delapan sektor prioritas. Yaitu nikel, mineral, batu bara, minyak bumi, gas alam, perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan serta 21 komoditas lainnya. Jika diakumulasi, proyeksi nilai investasi tersebut hingga tahun 2035 mencapai 5.453 miliar dollar Amerika Serikat (AS).
Darmadi menekankan kebijakan hilirisasi harus dibarengi dengan upaya pembenahan mental dan kultur para pemangku kebijakan terlebih dahulu.
Berita Terkait : Nagelsmann Ogah Bahas Prestasi Jerman Di Piala Dunia
“Agar keinginan pemerintah menciptakan iklim investasi yang inklusif dan menjadikan Indonesia mandiri dalam mengelola sektor prioritas tidak jadi angan-angan belaka,” tuturnya.
Atas dasar itu, dia mengingatkan pentingnya membangun sinergisitas antar stakeholder lainnya yang terkesan saling menonjolkan ego sektoralnya. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga tidak gegabah memberikan harapan kepada para investor tanpa terlebih dahulu melakukan konsolidasi ke dalam. “Jadi hati-hati menjanjikan sesuatu. Bereskan dulu koordinasinya,” wanti Bendahara Megawati Institute ini.
Lebih lanjut Darmadi menuturkan, investasi harus ditekankan kepada kepentingan bangsa dan negara. Jangan sampai rakyat di negeri ini malah hanya menjadi penonton dan kebagian getahnya di balik gegap gempitanya kebijakan hilirisasi.
“Menghadirkan investasi tak cukup hanya soal urusan administrasi belaka (perizinan yang cepat dan mudah). Tapi bagaimana investasi yang datang ke negeri ini mampu menggerakkan simpul-simpul ekonomi rakyatnya. Ini baru namanya investasi berkeadilan,” tegas pakar ekonomi dari Wiyatamandala Business School itu.
Berita Terkait : Permudah Saja PNS Pensiun Dini Massal
Dia mendorong agar semangat Kementerian Investasi/BKPM menghadirkan investasi bukan sekadar eksploitasi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) saja. Bikinlah investasi yang membawa spirit win-win solution. Untuk itu, dia berharap ada screening ketat kepada para investor yang hendak berinvestasi di negeri ini.
Selain keharusan transfer teknologi, para investor juga harus memenuhi prinsip-prinsip ekonomi kita yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945,” jelasnya.
Menurutnya, dua landasan ini penting agar investasi yang datang tak seenaknya menabrak kedaulatan bangsa dan negara ini. Walau Pemerintah butuh investasi, tapi tidak boleh harga diri dan jati diri bangsa dan negara ini tergadaikan. Karenanya, data kesejahteraan, pengangguran, kemiskinan dan lainnya harus dijadikan sebagai alat tawar kepada para investor yang hendak menanamkan modalnya.
“Tujuan investasi kan intinya bagaimana mendatangkan manfaat bagi bangsa dan negaranya bukan bagi segelintir elite dan oligarki,” tegas legislator banteng dapil DKI Jakarta III meliputi Jakarta Utara, Barat dan Kepulauan Seribu itu.
Berita Terkait : Pemerintah Harus Jaga Iklim Investasi Dan Perkuat Bantalan Sosial
Darmadi juga menekankan pentingnya aspek ideologis sebagai landasan utama dalam memacu perekonomian bangsa. Jika berkaca pada pola konsep pembangunan yang diterapkan Bung Karno, aspek ideologis menjadi panduan dalam menentukan arah kebijakan pembangunan bangsa dan negara termasuk soal investasi di dalamnya. ■
Tags :
Berita Lainnya