Dark/Light Mode

Ademin Suhu Tahun Politik

Fadel Imbau Perbedaan Tak Jadi Ajang Permusuhan

Kamis, 27 April 2023 21:05 WIB
Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad saat melakukan kunjungan ke provinsi berjuluk Bumi Serambi Madinah dan Provinsi Karawo, Rabu (26/4). (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad saat melakukan kunjungan ke provinsi berjuluk Bumi Serambi Madinah dan Provinsi Karawo, Rabu (26/4). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad menyayangkan munculnya ancaman pembunuhan dari oknum peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada warga Muhammadiyah, yang viral di media sosial.

Ancaman yang muncul, akibat perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, itu menurut Fadel tidak perlu terjadi, jika pihak yang bersangkutan memahami persoalan yang dipertentangkannya. Apalagi, perbedaan itu sudah sering terjadi, bahkan di semua masa kepemimpinan presiden Indonesia.

Karena itu, Fadel mengaku prihatin dengan adanya ancaman pembunuhan tersebut. Karena perbedaan penetapan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri, kata Fadel adalah sesuatu yang wajar dan biasa-biasa saja.

Baca juga : Menteri Siti Imbau Pemudik Tak Buang Sampah di Terminal

Perbedaan pendapat, itu muncul sebagaimana laiknya perbedaan penafsiran fenomena alam lainnya.

"Saya memutuskan diri untuk berbuka puasa pada 21 April, karena hari itu Muhammadiyah menetapkan sebagai hari Raya Idul Fitri. Tetapi saya baru melaksanakan Salat Idul Fitri keesokan harinya, sesuai ketetapan pemerintah, jadi biasa saja, tidak pantas diributkan," kata Fadel dalam keterangannya, Kamis (27/4).

Ungkapan keprihatinan, itu disampaikan Fadel yang juga mantan Gubernur Gorontalo dua periode, saat melakukan kunjungan ke provinsi berjuluk Bumi Serambi Madinah" dan "Provinsi Karawo", itu Rabu (26/4).

Baca juga : Pengamat Kritik Israel Tembak Gas Air Mata Saat Pertandingan Sepak Bola Di Stadion Palestina

Pada kunjungan tersebut, Fadel Muhammad melakukan berbagai pertemuan dan bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat dan pemuda setempat. Fadel mengatakan, perbedaan penetapan lebaran tidak perlu menjadi persoalan, dan tidak pantas diributkan.

Karena itu, dia berharap, ada jalan keluar yang baik, untuk mengakhiri persoalan tersebut, tidak melulu semua persoalan berakhir di ranah hukum. Apalagi jika persoalannya bisa diselesaikan secara musyawarah, dan saling memaafkan untuk tidak diulang kembali di masa yang akan datang.

Fadel berpesan, tahun politik jelang pemilu 2024, pasti akan ditandai dengan peningkatan suhu politik. Karena itu tidak boleh ada satu pihak pun yang terpancing untuk melakukan kekerasan.

Baca juga : Fadil Imran Kabaharkam, Karyoto Jadi Kapolda Metro Jaya

Seluruh masyarakat harus selalu mawas diri, tidak mudah terprovokasi dan tidak melakukan hal-hal yang tidak perlu. 

"Saya mendengar informasi dari intelijen, ada sekelompok orang yang bermaksud merongrong keamanan negara dan ingin menggagalkan pemilu 14 Februari 2024. Karena itu kita harus terus waspada, jangan terpancing dengan perangkap mereka," pungkasnya.

Hampir sepekan, ini media sosial rame memperbincangkan ancaman pembunuhan Peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin yang hendak menghalalkan darah Muhammadiyah atau membunuh warga Muhammadiyah karena perdebatan 1 Syawal. Saat ini, ancaman tersebut telah menjadi persoalan hukum, karena sudah dilaporkan ke pihak kepolisian oleh sejumlah pihak. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.