Dark/Light Mode

Sosialisasi Empat 4 MPR ke SAPMA Pemuda Pancasila

Bamsoet Ajak Generasi Muda Realisasikan Visi Indonesia Emas 2045

Kamis, 24 Agustus 2023 14:11 WIB
Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo. (Foto: Istimewa)
Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo (Bamsoet) menuturkan, kesuksesan masa depan sebuah bangsa tidak hadir secara alamiah dan serta merta. Tetapi, harus dibangun dari sebuah visi, dan diperjuangkan melalui proses pembangunan, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Termasuk dalam merealisasikan visi pembangunan menuju tahun Indonesia Emas 2045.

Pencapaian visi Indonesia Emas mengisyaratkan hadirnya empat pilar utama dalam dimensi pembangunan. Yaitu pembangunan manusia serta penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola.

Bamsoet menekankan, pembangunan manusia serta penguasaan IPTEK menentukan tegak dan tercapainya 3 pilar lainnya. Masa kejayaan dan keemasan yang diraih suatu bangsa selalu ditandai dengan keunggulan sumber daya manusia.

"Kualitas sumber daya manusia yang menguasai teknologi informasi dan komunikasi akan menjadi faktor pendorong utama, menggantikan kekayaan sumber daya alam," ujar Bamsoet, saat Sosialisasi Empat Pilar MPR, di Musyawarah Besar (Mubes) Pengurus Pusat Satuan Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila, di Bandung, Kamis (24/8).

Baca juga : Bamsoet Ajak Hindari Politisasi Identitas di Pemilu 2024

Acara dihadiri antara lain Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila Japto Soelistyo Soerjosoemarno, Ketua Umum Pengurus Pusat SAPMA Pemuda Pancasila Aulia Arif, Ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Barat Dian Rahadian, Ketua SAPMA Pemuda Pancasila Jawa Barat Wing Perwira, serta ratusan kader SAPMA Pemuda Pancasila.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, pilar kedua yakni pembangunan ekonomi berkelanjutan meniscayakan tumbuh dan berkembangnya sektor ekonomi kreatif dan usaha berbasis kecerdasan artifisial. Ekonomi berbasis sumber daya alam seperti tambang, perkebunan, dan perikanan harus dikelola secara cerdas agar tidak membawa petaka dan tetap dapat dinikmati generasi mendatang.

"Patut disyukuri bahwa saat ini, pertumbuhan sektor ekonomi kreatif sekitar 5,76 persen. Artinya berada di atas pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih, pertambangan dan penggalian, pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, jasa-jasa dan industri pengolahan," kata Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, pilar ketiga yakni pemerataan pembangunan menjadi persoalan urgent dan krusial. Mengingat saat ini wilayah barat Indonesia menyumbang 80 persen pertumbuhan ekonomi, sedangkan wilayah timur hanya berkisar 20 persen.

Baca juga : HUT ke-13 BNPT, Mendesain Karakter Generasi Muda Wujudkan Indonesia Emas

Pemerintah telah mendorong pemerataan pembangunan dengan penguatan dan pemerataan infrastruktur di seluruh pelosok Indonesia. Khususnya, Indonesia Timur untuk menciptakan pemerataan pertumbuhan ekonomi. Namun pembangunan tidak boleh dikerdilkan maknanya hanya sekedar tentang infrastruktur, dengan melupakan faktor manusia dan IPTEK. Tanpa adanya pemerataan pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK, masyarakat setempat tidak akan memperoleh dampak signifikan, bahkan justru dapat meningkatkan kesenjangan.

"Pilar keempat, pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola tentunya membutuhkan dukungan SDM yang menguasai pengetahuan dan teknologi. Mengingat ancaman ketahanan nasional tidak hanya ancaman fisik militer dan keamanan. Demikian pula dengan tata kelola pemerintahan yang bersih dan demokratis yang hanya dapat dijalankan oleh SDM yang profesional dan berintegritas," urai Bamsoet.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia ini menambahkan, saat ini bangsa Indonesia telah menapakkan kaki pada fase bonus demografi, dengan komposisi demografi akan didominasi oleh penduduk berusia produktif. Merujuk pada proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, puncak bonus demografi diperkirakan tercapai pada periode tahun 2025-2030 dan masih akan terjadi pada saat bangsa Indonesia memasuki tahun Indonesia Emas 2045.

Pada 2045, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia mencapai 309 juta jiwa. Dari jumlah itu, di antaranya 52 persen berusia produktif, 75 persen hidup di perkotaan dan 80 persen masyarakat berpenghasilan menengah. Angka partisipasi kasar (gross enrollment ratio) perguruan tinggi SDM di Indonesia akan mencapai 60 persen.

Baca juga : Eriko Ajak Warga Johar Baru Hidupkan Lagi Budaya Gotong Royong

Hal ini menggambarkan bahwa fasilitas, kapasitas, aksesibilitas, serta keterlibatan masyarakat Indonesia terhadap pendidikan semakin baik, khususnya pada jenjang perguruan tinggi. Angka angkatan kerja lulusan pendidikan SMA sederajat dan perguruan tinggi akan mencapai 90 persen. Tingkat pengangguran alamiah akan terjaga pada tingkat 3 hingga 4 persen.

"Namun kembali saya ingatkan, bahwa Indonesia Emas bukanlah kondisi yang ada dengan sendirinya. Mewujudkan Indonesia emas adalah ikhtiar bersama melalui tahapan-tahapan yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Dalam kerangka ini, saya mengajak segenap Keluarga Besar SAPMA Pemuda Pancasila untuk ambil bagian dalam merealisasikan visi pembangunan menuju tahun Indonesia Emas 2045," pungkas Bamsoet.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.