Dark/Light Mode

Bamsoet Beri Kuliah Umum Di UNS Solo, Ajak Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045

Jumat, 23 Juni 2023 15:51 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo saat menyampaikan Kuliah Umum dan Sosialisasi Empat Pilar MPR, di UNS Solo, Jawa Tengah, Jumat (23/6). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo saat menyampaikan Kuliah Umum dan Sosialisasi Empat Pilar MPR, di UNS Solo, Jawa Tengah, Jumat (23/6). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyampaikan Kuliah Umum dan Sosialisasi Empat Pilar MPR, di Auditorium GPH Haryo Mataram, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, Jumat (23/6). Bamsoet menuturkan, guna menyukseskan visi Indonesia Emas 2045 yang terangkum dalam Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang telah diluncurkan Presiden Jokowi, MPR akan memperkuatnya dengan menghadirkan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN). Mengingat Visi Indonesia Emas 2045 hanya akan terwujud, setelah melalui beberapa periodisasi pemerintahan.

"Lima sasaran visi Indonesia Emas 2045 terdiri dari menjadi negara dengan pendapatan perkapita setara negara maju, menurunnya angka kemiskinan menuju nol persen dan berkurangnya tingkat ketimpangan, meningkatnya kepemimpinan dan pengaruh Indonesia di pentas global, meningkatnya daya saing sumber daya manusia dan menurunnya intensitas emisi gas rumah kaca menuju net zero emission," ujar Bamsoet.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, untuk mewujudkan lima visi tersebut, perlu disadari posisi Indonesia saat ini. Tahun ini, pendapatan perkapita Indonesia diproyeksikan mencapai 5.083 dolar AS, sedikit meningkat dibandingkan tahun 2022 yang hanya mencapai sekitar 4.784 dolar AS. Angka ini masih sangat timpang dibandingkan Singapura misalnya, yang pendapatan perkapitanya mencapai 72.794 dolar AS.

Baca juga : Ganjar Dorong Terwujudnya Indonesia Emas 2045

Mengacu pada standar Bank Dunia, untuk menjadi negara maju, negara harus memiliki pendapatan minimal 11.906 dolar AS. Bappenas menargetkan pada 2045, pendapatan perkapita Indonesia telah mencapai 30.300 dolar AS.

"Kondisi variabel kedua, kemiskinan dan ketimpangan. BPS mencatat per September 2022, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,36 juta jiwa, atau setara 9,57 persen dari total populasi. Jika mampu menekan inflasi, maka tahun ini ditargetkan angka kemiskinan dapat diturunkan pada kisaran 7,5 persen hingga 8,5 persen. Di sisi lain, angka ketimpangan atau rasio gini per September 2022 tercatat sebesar 0,381 atau berkurang 0,003 poin dari tahun sebelumnya," jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI ini menerangkan, variabel ketiga yaitu kepemimpinan dan pengaruh Indonesia di pentas global. Bangsa Indonesia patut bersyukur sukses menjalankan Presidensi G20 tahun lalu dan saat ini Indonesia dipercaya mengemban amanah sebagai Ketua ASEAN. Kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia juga tercermin dari pengakuan komunitas global yang memandang Indonesia sebagai salah satu negara tersukses mengatasi pandemi Covid-19, dan sebagai titik terang perekonomian di tengah muramnya wajah perekonomian dunia.

Baca juga : Partai Perindo Tegas Perangi Narkotika Demi Indonesia Emas 2045

Terkait daya saing sumber daya manusia, merujuk pada data Bank Dunia, human capital index Indonesia tahun 2022 masih berada di urutan 130 dari 199 negara. Sebagai pembanding, BPS mencatat indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia tahun 2022 mencapai 72,91 atau meningkat 0,86 persen dibanding tahun sebelumnya. Meskipun demikian, ancaman resesi global dan kenaikan inflasi menyebabkan proyeksi IPM akan mengalami penyusutan hingga 0,32 persen.

"Variabel sasaran yang terakhir, yaitu penuruan emisi gas rumah kaca. Sepanjang tahun 2019 hingga 2022, capaian penurunan emisi Indonesia selalu berhasil melampaui target yang ditetapkan. Diharapkan, tahun pada tahun 2030 kita mampu menurunkan emisi gas rumah kaca," terang Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini juga mengapresiasi kiprah UNS Solo yang telah menjadi Kampus Pelopor Benteng Pancasila. Antara lain dengan menghadirkan enam rumah ibadah di lingkungan kampus UNS, yakni Masjid, Gereja Protestan, Gereja Katolik, Vihara, Pura, dan Klenteng, Prodi S1 dan S2 PPKN, Mata kuliah PPKN, Mata Kuliah Pancasila, Pusat Studi Pengamalan Pancasila, serta Tim Panja Pancasila.

Baca juga : Hadi Tjahjanto Serukan Mahasiswa Songsong Indonesia Emas 2045

"Melalui Pusat Studi Pengamalan Pancasila, UNS bisa melakukan kajian mendalam terhadap berbagai hal yang menyangkut implementasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dam bernegara. Misalnya, apakah sistem pemilihan langsung sudah sesuai dengan semangat Sila ke-4 Pancasila. Maupun mengkaji sejauh mana implementasi pasal 33 ayat 3 UUD NRI 1945, bahwa bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.