Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tutup Sidang Masa Jabatan, MPR Rebutan Doa

Sabtu, 28 September 2019 10:06 WIB
Ketua MPR Zulkifli Hasan memimpin Sidang Paripurna MPR, Jumat (27/9). (Foto: Ist)
Ketua MPR Zulkifli Hasan memimpin Sidang Paripurna MPR, Jumat (27/9). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gelaran Sidang Paripurna MPR , kemarin, jadi bahan ledekan warganet di dunia maya. Penyebabnya, karena adanya “rebutan” pembacaan doa antara Ketua MPR, Zulkifli Ha­ san, dengan anggota MPR Fraksi Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.

Sidang Parpipurna MPR kemarin adalah sidang terakhir. Penutup. Menandakan berakhirnya masa jabatan anggota MPR periode 2014-2019. Sidang yang digelar di Gedung MPR, Jakarta, itu dibuka pukul 9.45 pagi.

Sidang dibuka Zulkifli Hasan. Salah satu agendanya adalah Penetapan Peraturan MPR tentang Tata Tertib MPR. Awalnya, sidang berjalan lancar. Tak ada yang aneh. Sidang dibuka dengan menyanyikan Indonesia Raya, mengheningkan cipta, dilanjutkan pidato Zulkifli. Dalam pidatonya, Ketua Umum PAN ini menyampaikan duka cita atas meninggalnya mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, usai bentrok dengan polisi dalam aksi unjuk rasa, Kamis lalu.

Keanehan baru terasa setelah Zulkifli selesai berpidato. Satu persatu anggota Fraksi Gerindra meninggalkan ruangan. Aksi walkout ini rupanya dipicu kekecewaan mereka terhadap Zulkifli. Zulkifli dianggap menyalip jatah pembacaan doa yang mestinya dibacakan Sara, sapaan akrab Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.

Melalui pesan tertulisnya, Sara curhat soal hal yang menimpanya. Kata keponakan Prabowo ini, Fraksi Gerindra memberinya tugas untuk membacakan doa dalam rapat tersebut. Tugas ini sesuai keputusan rapat persiapan paripurna. Awalnya, ia kaget dan gugup menerima tugas tersebut.

Baca juga : Jadi Anggota DPR, Yasonna Lepas Jabatan Menkumham

Tak biasanya, pembacaan doa dilakukan perempuan dan juga umat Nasrani. Itu akan menjadi peristiwa pertama kali di MPR. Sara pun berusaha sebaik mungkin melaksanakan tugas itu. Ia memikirkan dan membuat doa itu hingga pukul 2 dinihari.

Namun, saat mau pelaksaan, kabar lain mucul. Pagi hari sebelum Sidang Paripurna, Sekretaris Fraksi Gerindra mendatanginya dan mengabarkan bahwa Zulkifli keberatan dengan pembacaan doa oleh dirinya. Akhirnya, susunan acara pembacaan doa dihapus. Dalam pelaksanaanya, pembacaan doa itu diambil alih oleh Zulkifli.

"Begitu kagetnya dan sakit hatinya saya atas perlakuan ini dan kenyataan di forum lembaga tertinggi negara ini,” tulis Sara.

Dia mempertanyakan, alasan Zulkifli yang menolaknya membacakan doa. Makanya, menyanyikan Indonesia Raya, dia menangis kemudian. Dia dan para anggota Fraksi Gerindra pun kemudian memutuskan walkout.

“Pertanyaan saya kepada Bapak Zulkifli Hasan yang saya hormati, apakah yang bermasalah karena saya perempuan? Atau karena saya non-muslim?" ucap putri Hashim Djojohadikusumo itu.

Baca juga : Hari Ini, MPR Gelar Sidang Akhir Masa Jabatan, Ini Rangkaian Acaranya

Zulkifli kemudian buru-buru mengklarifikasi. Dia bilang, Fraksi Gerindra memang mengajukan Sara untuk membaca doa. Namun, dalam Rapat Pimpinan MPR yang digelar sebelum Sidang Paripurna diputuskan bahwa Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, yang menjadi pembaca doa.

Namun, Wakil Ketua MPR dari Gerindra, Ahmad Muzani, tak setuju dengan keputusan itu. Setelah melalui pembahasan dengan semua pimpinan, diputuskan pembacaan doa langsung dipimpin Ketua MPR.

"Pimpinan MPR memutuskan doa langsung dipimpin Ketua MPR selaku Pimpinan Rapat Paripurna," kata Zulkifli, dalam pesan singkat, kemarin. Zulkifli mengakui, Fraksi Partai

Gerindra mengusulkan, untuk mengganti Sara dengan anggota MPR lain. Namun, saat itu Sidang Paripurna telah diskors karena belum mencapai kuorum untuk memulai sidang. Oleh karena itu, ia berpendapat dirinyalah yang harus membaca doa sesuai kesepakatan pimpinan MPR.

"Demikian penjelasan kami, semoga semua pihak dapat membicarakan ini secara lebih proporsional, dengan kepala dingin, dan tidak melepaskan diri dari konteks yang kami diuraikan," ujarnya.

Baca juga : Temui Peternak yang Mau Demo, Mentan Dipeluk

Curahan Sara tadi mematik komentar para warganet. Macam-macam komentarnya. Ada yang menyayangkan keputusan Zulkifli, ada juga yang menyebut Sara cengeng.

Pemilik akun @humaedihamdi menilai, Zulkifli tidak punya rasa hormat. “Padahal dulu Zulkifli bisa menjadi Ketua MPR tak lain dari bantuan Prabowo Subianto,” cuitnya. Akun lain menilai insiden ini menunjukkan bahwa Zulkifli tidak dewasa. “Doa aja kok jadi rebutan sih. Kasihan bangsa ini, hal sepele diributkan oleh yang katanya berpendidikan tinggi," kicau @nekmese12. “Doa itu boleh di baca siapapun baik wanita ataupun  pria, muslim dan non muslim. Sangat menyanyangkan sikap Pak Zulkifli," tulis @mardi_senator.

Akun @KamaraImasy menilai Sara sedang mendapat karma. “Sudah saatnya Mbak Sara menghindar dari polarisasi dan politisasi agama yang selama ini dilakukan Gerindra,” sindirnya. Hal senada disampaikan @Andriyan_syahh. Kata dia, di mana-mana pembacaan doa itu oleh agama mayoritas yang di anut peserta. “Jangan aneh lah. Kalau di NTT atau Bali, ya pasti yang baca doa orang Kristen dan Hindu,” terangnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.