Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sosialisasi 4 Pilar MPR Tangkal Virus Pemikiran

Minggu, 8 Maret 2020 13:32 WIB
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid (berjas hitam) di acara Sosialisasi Empat Pilar MPR sekaligus Pelantikan Pengurus Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Gresik, di Hotel Sapta Nawa, Gresik, Minggu (8/3). (Foto: Humas MPR)
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid (berjas hitam) di acara Sosialisasi Empat Pilar MPR sekaligus Pelantikan Pengurus Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Gresik, di Hotel Sapta Nawa, Gresik, Minggu (8/3). (Foto: Humas MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid, menerangkan pentingnya empat pilar MPR untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Utamanya, dari virus pemikiran yang bertentangan dengan jati diri bangsa.         

Jazilul menjelaskan, virus pemikiran itu seperti ideologi antiPancasila, aliran sesat, hingga pornografi. Virus ini, jika dibiarkan bisa merusak generasi bangsa.        

Baca juga : Sukses Sosialisasi 4 Pilar MPR dengan Cara Baru, Bamsoet Terima Dua Rekor MURI

"Sekarang sedang waspada virus corona, karena efeknya cepat terasa. Tapi, virus pemikiran ini inkubasinya tidak instan. Nah sosialisasi empat pilar ini penangkalnya," ujar Jazilul, di acara Sosialisasi Empat Pilar MPR sekaligus Pelantikan Pengurus Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Gresik, di Hotel Sapta Nawa, Gresik, Minggu (8/3).      

Dirincikan, Empat Pilar itu adalah UUD 1945, NKRI, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika. Jika keempatnya dibumikan kembali dalam kehidupan sehari-hari, Jazilul meyakini virus pemikiran tadi bisa ditangkal.        

Baca juga : Anggota Parlemen Iran Meregang Nyawa Akibat Virus Corona

Khusus kepada para kader Fatayat NU, Jazilul menyarankan agar semakin inovatif menghadapi perubahan zaman. Utamanya, bagaimana organisasi ini bisa memberikan manfaat untuk bangsa.      

"NU pada tahun 2026 genap 100 tahun, kita harus merumuskan apa yang bisa diberikan kepada NU. Saya sarankan kuncinya ada kreatif dan inovatif," katanya.      

Baca juga : Bamsoet Sosialisasi Empat Pilar MPR Lewat Kejuaraan Menembak

Jika organisasi tidak memunculkan kreativitas, katanya, akan haus ditelan waktu. "Sekarang era kreativitas anak muda. Cenderung maju di depan anak anak muda. Fatayat menjadi perantara yang muda dan yang tua. Bersinergi dengan muslimat dan yang sepuh," sarannya.      

"Fatayat jangan dilihat besarnya tetapi adaptasi dengan lingkungannya. Sekarang zaman milenial, gembira praktis. Ajak mereka bisa nyaman," pungkasnya. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.