Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat

Hadapi Persoalan Yang Lebih Kompleks, Napi Perempuan Harus Lebih Diperhatikan

Senin, 27 April 2020 21:09 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat prihatin dengan kondisi lembaga pemasyarakatan (lapas) yang tidak kunjung membaik. Terutama lapas khusus perempuan. 

Menurutnya, Warga binaan pemasyarakatan (WBP) perempuan menghadapi persoalan yang lebih kompleks dibandingkan WBP laki-laki.

"Jumlah WBP perempuan dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Dengan kebutuhan dasar yang lebih kompleks daripada laki-laki. Saya berharap, pemerintah memberikan perhatian khusus dari sisi pengelolaan, sarana dan prasarana, serta penambahan kapasitas lapas khusus perempuan," ungkapnya.

Baca juga : Hari Kartini, MPR Minta Pemerintah Dukung dan Cetak Perempuan Hebat

Data Ditjen Pemasyarakatan menyebut, pada Mei 2018, ada 13.569 WBP perempuan. Padahal, pada 2014, baru berkisar 7.000-an orang. Sementara itu, per November 2017, di Indonesia hanya ada 34 lapas dan empat rutan, yang secara khusus dirancang untuk menampung perempuan dan anak-anak.

Akibatnya, hanya kurang lebih 50 persen narapidana/WBP perempuan ditampung di 38 fasilitas yang dirancang khusus untuk perempuan tersebut.

Separuh lainnya berada dalam lapas/rutan laki-laki, meskipun berada dalam blok atau sel terpisah.

Baca juga : Kapal Pesiar Misterius Melintas di Perairan Raja Ampat, Ini Penjelasan Kemenhub

Rerie - sapaan akrab Lestari - menyadari over capacity merupakan masalah yang umum bagi lapas di seluruh Indonesia. Tetapi, diharapkannya,  dengan permasalahan yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan kebutuhan WBP laki-laki, penambahan kapasitas lapas perempuan harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

Selain menghadapi masalah kelebihan kapasitas, politikus Partai NasDem itu menambahkan, WBP perempuan memerlukan perlakuan khusus di lapas terkait faktor psikologis.

"Para WBP perempuan itu umumnya sulit menerima kondisi yang terjadi, termasuk pemisahan dari keluarga dan sulit beradaptasi dengan lingkungan penjara," ujarnya.

Baca juga : DPR Minta Kriteria Napi Yang Dibebaskan Diperketat

Trauma di masa lalu, seringkali menjadi faktor yang membuat perempuan WBP cenderung memiliki tingkat permasalahan psikologis lebih tinggi. Dengan situasi tersebut, penyediaan layanan kesehatan mental bagi para perempuan penghuni lapas menjadi hal yang sangat penting.

Selain itu,  Rerie ingin Lapas menyediakan pelatihan seperti parenting skill, pelatihan interpersonal, dan komunikasi efektif.

"Memperbaiki kualitas pelayanan sistem lapas adalah langkah penting yang tidak bisa ditunda lagi. Negara harus hadir. Namun, ada kalanya negara perlu untuk tidak sendirian hadir. Kerja sama antara negara dan aktor non-negara perlu terus ditumbuhkan," pungkasnya. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.