Dark/Light Mode

Bamsoet Ingin Industri Custom Jadi Salah Satu Kekuatan Ekonomi

Senin, 27 Juli 2020 05:35 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (pakai topi putih) dalam acara Ngobrol Santai (Ngobras) tentang Industri Kustom Indonesia, bersama komunitas Motoran Tugeder, di Kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (25/7). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (pakai topi putih) dalam acara Ngobrol Santai (Ngobras) tentang Industri Kustom Indonesia, bersama komunitas Motoran Tugeder, di Kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (25/7). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengungkapkan, naiknya posisi Indonesia oleh Bank Dunia dari Negara Berpendapatan Menengah Bawah (lower middle income) menjadi Negara Berpendapatan Menengah Atas (upper middle income), menunjukkan kuatnya kelas menengah di Indonesia. Bank Dunia juga mencatat, jumlah penduduk kelas menengah Indonesia saat ini mencapai 52 juta jiwa (20 persen dari total penduduk) dengan rata-rata pengeluaran mencapai Rp 6 juta per orang per bulan.

"Ditambah potensi 115 juta penduduk yang bisa naik menjadi kelas menengah pada tahun 2020 ini. Semakin meningkatnya jumlah kelas menengah, semakin membuka potensi industri custom otomotif dan konsumen bagi industri berbasis hobi. Mengingat pola konsumsi mereka selalu mengutamakan pengalaman. Kebutuhan menyalurkan hobi seperti otomotif, bagi penduduk kelas menengah, baik di dalam maupun di luar negeri adalah sebuah keniscayaan agar mereka terhindar dari stress akibat beban kerja dan rutinitas harian," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, dalam acara Ngobrol Santai (Ngobras) tentang Industri Custom Indonesia, bersama komunitas Motoran Tugeder, di Kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (25/7).

Baca juga : Menpora Ingin Kampus Jadi Tempat Tumbuhnya Semangat Kewirausahaan

Mantan Ketua DPR ini menjelaskan, kelas menengahlah yang menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Sejak 2002, konsumsi mereka selalu tumbuh 12 persen. Keberadaan industri modifikasi otomotif yang melayani hobi para kelas menengah, disisi lainnya juga akan menggerakan para pelaku UMKM sebagai pemasok barang-barang yang dibutuhkan. Seperti knalpot, jaket, dan berbagai aksesoris lainnya.

"Semakin aktif komunitas motor melakukan riding, semakin aktif pula roda perputaran ekonomi masyarakat. Khususnya di bidang kuliner dan pakaian. Karena usai menuntaskan hobi motoran, mereka biasanya lanjut nongkrong di tempat makan, menghabiskan waktu saling bercanda dan berbagai cerita," urai Bamsoet.

Baca juga : Gibran Akan Temui Purnomo Dalam Waktu Dekat

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menambahkan, selama kreativitas dan ide tak pernah mati dalam kepala, selama itu pula masa depan para pelaku usaha industri modifikasi otomotif akan hidup. Terpenting, keberadaan komunitas motor tak boleh semata untuk ajang gagah-gagahan. Melainkan juga harus diarahkan sebagai kekuatan sosial dan ekonomi.

"Bergabung dengan komunitas motor, merupakan kesempatan untuk memperluas jaringan persahabatan sekaligus membuka berbagai kesempatan peluang usaha. Melalui motoran, para bikers juga bisa membawa banyak pesan-pesan kebangsaan. Seperti tak pernah meninggalkan teman, bergotong royong mencapai tujuan, hingga solidaritas dalam memecahkan persoalan," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.