Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kunjungi Pindad, Bamsoet Pesan Tingkatkan Industri Pertahanan Nasional

Jumat, 7 Agustus 2020 16:57 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo menjajal Rantis Maung saat berkunjung ke PT Pindad, Bandung, Jumat (7/8). (Foto: Dok. DPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo menjajal Rantis Maung saat berkunjung ke PT Pindad, Bandung, Jumat (7/8). (Foto: Dok. DPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo menjajal langsung kendaraan taktis (Rantis) Maung serta Senapan Serbu SS2-V4 HB yang digunakan Kontingen TNI AD menjuarai lomba menembak antarnegara di ajang Australian Army of Skill Arms at Meeting (AASAM) sejak tahun 2008-2019. Keduanya merupakan hasil karya anak bangsa melalui PT Pindad.

"Pindad juga memproduksi kendaraan tempur seperti medium tank Harimau, serta Panser Anoa 6x6. Sebanyak 80 unit Panser Anoa pernah terlibat dalam berbagai misi perdamaian dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), antara lain UNAMID di Sudan, UNIFIL di Lebanon, serta terakhir misi MINUSCA di Afrika Tengah. Panser Anoa juga telah di ekspor ke berbagai negara seperti Malaysia dan Filipina. Menjadi bukti bahwa produksi Pindad punya kualitas internasional dan disegani dunia. Tak ada alasan bagi Indonesia untuk tak membesarkan PT Pindad," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, saat melakukan kunjungan kerja ke PT Pindad, Bandung, Jumat (7/8).

Turut hadir Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad, Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose, Direktur Bisnis Produk Industrial PT Pindad Heri Heriswan, Direktur Bisnis Produk Pertahanan Keamanan PT Pindad Heru Puryanto, dan Direktur Keuangan dan Administrasi PT Pindad Wildan Arief.

Baca juga : Bamsoet Ajak AHY Gotong Royong Atasi Persoalan Bangsa

Mantan Ketua DPR mendukung langkah Presiden Jokowi yang melarang Kementerian Pertahanan melakukan impor Alutsista yang bisa dipenuhi oleh industri pertahanan dalam negeri. Dalam pagu anggaran tahun 2020, Kementerian Pertahanan mendapatkan alokasi Rp 131 triliun.  Pandemi Covid-19 membuat pemerintah melakukan refocusing anggaran. Berdasarkan Perpres 72 Tahun 2020 sebagai perubahan Perpres 54 Tahun 2020, anggaran Kementerian Pertahanan dipotong menjadi Rp 117 triliun. Sedangkan untuk tahun anggaran 2021, Kementerian Pertahanan sudah meminta alokasi Rp 129,3 triliun.

"Langkah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang memesan kepada PT Pindad berupa 4 miliar butir peluru dengan anggaran mencapai Rp 19 triliun, serta 500 unit Maung dengan anggaran mencapai Rp 500 miliar, sudah tepat. Pemesanan tersebut akan menggairahkan pengembangan industri pertahanan nasional. Dan yang paling penting, uang rakyat dimanfaatkan untuk rakyat, bukan dinikmati untuk impor," tandas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negar FKPPI ini memaparkan data Stockholm International Peace Research (SIPRI) yang mencatat pengeluaran belanja persenjataan dunia pada tahun 2018 mencapai 420 miliar dolar AS, tertinggi sejak berakhirnya Perang Dingin. Hal tersebut dipicu eskalasi ketegangan Amerika Serikat-Tiongkok, yang membuat berbagai negara melakukan penguatan persenjataan militernya.

Baca juga : Kementan Pastikan Perunggasan Nasional Masih Stabil

"Ketegangan Amerika-Tiongkok semakin kuat lantaran pandemi Covid-19. Tak menutup kemungkinan, berbagai negara selain berjuang melawan pandemi juga semakin berjuang menguatkan industri pertahanan. Jika Amerika dan Tiongkok terlibat perang maupun eskalasi militer, Asia Tenggara dipastikan menjadi kawasan paling terdampak," papar Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menekankan, Indonesia memang tak mengharapkan terjadinya perang. Namun tetap harus bersiap menghadapi berbagai kemungkinan terburuk. Sebagaimana doktrin umum dalam menjaga kedaulatan, 'Siap perang di kala damai, siap damai di kala perang, siap perang di kala perang'.

"Di Asia, akibat ketegangan Amerika-Tiongkok, industri pertahanan Korea Selatan menuai berkah. Tercatat dalam kurun waktu 2015-2016, mereka berhasil mengekspor persenjataan senilai 8,4 miliar dolar AS. Keberhasilan tersebut bukanlah dibangun dalam semalam, melainkan dibangun serius sejak tahun 1970. Indonesia melalui kerja sama epic Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, sudah memberikan perhatian serius terhadap pengembangan industri pertahanan. Semoga bisa membuahkan hasil maksimal," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.