Dark/Light Mode

Webinar Pasukan Elite 3 Matra, Bamsoet Minta TNI Waspadai Ancaman Terhadap Ideologi Bangsa

Rabu, 21 Oktober 2020 22:52 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di usia ke-75 tahun, TNI telah mencatatkan berbagai prestasi dan tumbuh menjadi institusi kebanggaan rakyat. Berdasarkan survei Indo Barometer pada Februari 2020, Cyrus Network pada Maret 2020, dan Charta Politika pada Juli 2020, TNI selalu menempati posisi teratas sebagai institusi yang paling solid dan paling dipercaya rakyat.

Demikian disampaikan Ketua MPR Bambang Soesatyo dalam Webinar bertajuk “Pasukan Elite Tiga Matra dan Empat Pilar MPR” yang diselenggarakan Indonesia Peace & Conflict Resolution Association (IPCRA) dan Ikatan Alumni Universitas Pertahanan (UNHAN), kemarin. Selain Bamsoet, sapaan Bambang, webinar ini juga diisi Rektor UNHAN Laksamana Madya (Laksdya) TNI Amarulla Octavian, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI M Hasan, Komandan Korp Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Suhartono, Komandan Korps Pasukan Khas (Dankorpaskhas) Marsda TNI Eris Widodo, dan Ketua Ikatan Alumni UNHAN Brigjen TNI Agus Winarna.

Bamsoet menerangkan, dalam survei terbaru yang diselenggarakan Indikator Politik Indonesia pada 18 Oktober 2020, TNI kembali mendapatkan kepercayaan publik sebagai lembaga/institusi yang paling dipercaya publik dengan capaian angka sebesar 89,9 persen. “Berbagai hasil survei tersebut membuktikan dua hal. Pertama, bahwa TNI mempunyai tempat istimewa di hati rakyat. Kedua, TNI konsisten menjaga performa dan kinerjanya sehingga tetap mendapatkan kepercayaan rakyat," ucapnya.

Baca juga : Demo UU Ciptaker Belum Reda, Bamsoet Minta Aparat Terus Siaga

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, di dalam tubuh TNI juga terdapat pasukan elite dari tiga matra yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara. Ketiganya menjadi sumber daya dan aset unggulan yang tidak hanya teruji dari kemampuan olah fisik dan olah pikir, tetapi juga karakter yang kuat sebagai patriot bangsa. Tiga pasukan elite TNI itu juga memiliki kemampuan tempur yang disegani dunia dan mampu melaksanakan berbagai tugas berat lainnya. “Mulai dari operasi pembebasan sandera dengan kompleksitas risiko yang tinggi, hingga evakuasi korban di medan lapangan yang sulit dan ekstrem," jelas Bamsoet.

Namun, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengingatkan, berbagai torehan prestasi tersebut jangan membuat terlena. Sebab, ke depan, tantangan yang dihadapi akan semakin kompleks dan bersifat multidimensi. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pasukan khusus dalam menjawab tantangan zaman juga harus menjadi sebuah upaya berkesinambungan, sehingga tidak berhenti pada satu titik pencapaian.

"Dewasa ini, dinamika lingkungan strategis global diwarnai kompetisi dan perebutan pengaruh negara-negara besar, yang telah menempatkan Indonesia pada pusat kepentingan global. Besarnya jumlah penduduk dengan tingkat kemajemukan dan heterogenitas yang tinggi, ditambah posisi geografis yang strategis dan kondisi sebagai negara kepulauan terbesar di dunia,  menempatkan Indonesia sebagai center of gravity komunitas global. Menjadikan Indonesia dalam posisi rentan dan rapuh terhadap pengaruh dan infiltrasi asing," jelas Bamsoet.

Baca juga : Di Hadapan Kader KAMMI, Bamsoet Ajak Atasi Tantangan Kebangsaan

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menegaskan, jika tidak siap dan waspada, bangsa Indonesia bisa tergilas dalam kompetisi global yang tak mengenal batas dan waktu. Berbaurnya ancaman militer dan non-militer mendorong terciptanya dilema geopolitik dan geostrategis global yang sulit diprediksi dan diantisipasi. Konsepsi mengenai keamanan nasional telah mengalami pergeseran paradigma, di mana ancaman terhadap keamanan nasional tidak lagi bersifat kasat mata dan konvensional. Tetapi, bersifat kompleks, multidimensional, serta berdimensi ideologis.

"Ancaman yang bersifat ideologis tersebut hadir dalam beragam fenomena. Antara lain berkembangnya sikap intoleransi dalam kehidupan masyarakat, tumbuhnya radikalisme dan terorisme, munculnya sikap disintegrasi hingga separatisme, serta beragam bentuk ancaman lainnya yang menggerus sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui derasnya arus globalisasi yang menembus batas-batas teritorial, ancaman ideologis tersebut semakin terasa nyata," tegas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum SOKSI ini menerangkan, kekhawatiran ini bukan mengada-ada. Survei CSIS mencatat ada sekitar 10 persen generasi milenial yang setuju mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain. Selanjutnya dalam survey yang dilakukan pada akhir Mei 2020 oleh Komunitas Pancasila Muda, dengan responden kaum muda dari 34 provinsi, tercatat hanya 61 persen responden yang merasa yakin dan setuju bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting dan relevan dengan kehidupan mereka. Sementara 19,5 persen bersikap netral, dan 19,5 persen lainnya menganggap Pancasila hanya sekedar nama yang tidak dipahami maknanya.

Baca juga : Batas Kepatuhan Terhadap Pemimpin (1)

"Sebelumnya, survei LSI Tahun 2018 juga mencatat bahwa dalam kurun waktu 13 tahun masyarakat yang pro terhadap Pancasila telah mengalami penurunan sekitar 10 persen, dari 85,2 persen pada tahun 2005 menjadi 75,3 persen pada tahun 2018," terang Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menekankan, hadirnya berbagai ancaman terhadap ideologi bangsa tidak dapat direspon dengan cara konvensional. Semisal memperkuat kekuatan militer dan persenjataan, atau membangun benteng-benteng pertahanan fisik untuk memagari wilayah Nusantara. Di sinilah pentingnya membangun benteng ideologi. 

"Setiap warga negara yang tinggal di setiap wilayah Nusantara harus menjadi bagian NKRI. Pemerataan dan distribusi kesejahteraan harus menjadi prioritas pembangunan berkelanjutan. Paradigma dalam memandang wilayah perbatasan harus diubah, bukan lagi sebagai wilayah 'terluar', tetapi wilayah 'terdepan. Semangat nasionalisme tidak hanya dibangun melalui slogan, melainkan diimplementasikan dalam tindakan nyata," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.