Dark/Light Mode

Isi Mukernas Wahdah Islamiyah

Bamsoet Ingatkan Pentingnya Pendidikan Wawasan Kebangsaan

Sabtu, 26 Desember 2020 14:21 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa pendidikan wawasan kebangsaan bagi bangsa yang majemuk seperti Indonesia amat penting. Bangsa Indonesia bisa mengambil pelajaran dari Amerika Serikat (AS), yang menanamkan pendidikan multikulturalisme sejak 1960-an, sebagai respons atas kebijakan asimilasi budaya yang dinilai telah gagal. Pada akhirnya, AS sukses menjadi role model yang ideal bagi negara-negara yang memiliki keragaman budaya, bangsa, dan etnis, seperti Indonesia.

"Namun kini ancaman terhadap nilai-nilai demokrasi di AS mulai mengemuka. Dipicu retorika Presiden Donald Trump yang ingin mengembalikan kejayaan Amerika Serikat, disertai ucapan, sikap, dan kebijakan provokatif yang tidak saja menegasikan konsep multikulturalisme, tetapi juga memicu lahirnya sikap rasisme dan xenophobia. Bahkan tak jarang DPR AS mengecam keras komentar rasis Presiden Trump yang dinilai telah mencederai nilai-nilai demokrasi," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, saat menjadi keynote speaker Webinar Kebangsaan dalam Mukernas XIII Wahdah Islamiyah, secara virtual dari Bali, Sabtu (26/12).

Baca juga : Menteri Bappenas: Tahun Depan Penuh Peluang Dan Tantangan

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, sikap dan kebijakan Trump seakan menjadi pembenar bagi lahirnya gerakan 'supremasi kulit putih' di AS. Kasus kematian warga kulit hitam George Floyd di tangan polisi, yang memicu lahirnya gerakan sosial 'black lives matter' hanyalah sebagian contoh dari kulminasi sikap dan perilaku rasis yang telah terlanjur menyebar luas. Termasuk kepada oknum aparat yang seharusnya menjadi pembela dan pelindung nilai-nilai demokrasi.

"Apa yang terjadi di AS adalah pembelajaran bagi kita, bahwa setidaknya ada dua prinsip pokok yang harus ditegakkan dalam penanaman wawasan kebangsaan. Pertama, menanamkan wawasan kebangsaan adalah sebuah proses yang tidak boleh berhenti pada satu titik, tetapi menjadi upaya yang terus menerus secara berkesinambungan. Kedua, menanamkan wawasan kebangsaan harus dibangun oleh komitmen bersama, dan menjadi kerja bersama seluruh elemen bangsa, dengan pemerintah sebagai leading sector nya," jelas Bamsoet.

Baca juga : Bertemu Kapolda Bali, Bamsoet Harap Perayaan Nataru Aman Dan Kondusif

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menerangkan, atas dasar itulah MPR sebagai representasi wajah perwakilan rakyat yang terdiri dari anggota DPR dan DPD, secara konsisten memasyarakatkan nilai-nilai Empat Pilar MPR sebagai manifestasi pendidikan wawasan kebangsaan dan pembangunan karakter bangsa. Empat Pilar MPR itu adalah Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa; Undang Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945 (UUD NRI 1945) sebagai landasan konstitusional; Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus bentuk kedaulatan negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu dalam kemajemukan bangsa.

"Pertama, memasyarakatkan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara dimaksudkan agar nilai-nilai Pancasila menjadi jiwa yang menginspirasi seluruh pengaturan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila merupakan sumber jati diri bangsa, kepribadian, moralitas, dan haluan keselamatan bangsa," terang Bamsoet.

Baca juga : Bunda, Ini Penjelasan Ahli Pentingnya Sentuhan Kepada Anak

Kedua, lanjut Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini, memasyarakatkan UUD NRI 1945 dimaksudkan agar konstitusi negara memiliki makna dan membawa manfaat yang nyata bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Memasyarakatkan Konstitusi ke seluruh lapisan masyarakat merupakan ikhtiar MPR agar konstitusi negara dapat dipahami secara utuh dan menyeluruh oleh seluruh lapisan masyarakat. Menjadi 'konstitusi yang hidup' dan 'konstitusi yang bekerja' untuk cita-cita kesejahteraan dan keadilan sosial.

"Ketiga, memasyarakatkan NKRI sebagai bentuk negara yang dipilih berdasarkan komitmen bersama untuk mewadahi kemajemukan bangsa menjadi suatu keniscayaan yang harus dipahami oleh seluruh komponen bangsa. Keempat, memasyarakatkan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara meniscayakan setiap orang untuk mawas diri dan sadar diri bahwa NKRI dihuni oleh jutaan manusia yang beragam dari sisi etnisitas, bahasa, agama, budaya dan adat istiadat," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.