Dark/Light Mode

Catatan Bambang Soesatyo

Darurat Covid-19 Panggil Kita Ejawantahkan Perikemanusiaan

Senin, 19 Juli 2021 11:35 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

 Sebelumnya 
Selain itu, problem penambahan tenaga dokter dan tenaga perawat pun harus segera dicarikan jalan keluarnya. Ini problem nyata. Contoh kasusnya adalah keluhan Pemerintah Kota Tangerang Selatan.  Jumlah tenaga kesehatan (nakes) di Tangerang Selatan terus berkurang karena banyak Nakes juga terpapar Covid-19 dan harus menjalani perawatan. Sekitar 33 persen atau 180 Nakes di kota itu dilaporkan terinfeksi Covid-19. Sebelumnya, Pemkot Tangerang juga telah meminta bantuan Pemerintah Pusat untuk segera memasok obat-obatan dan oksigen.
 
Jadi, situasi sekarang memanggil semua orang yang sehat untuk memberi pertolongan kepada mereka yang menderita. Semua orang dipanggil untuk mengejahwantahkan perikemanusiaan. Sekecil apa pun bantuan yang bisa diberikan pasti sangat bermanfaat bagi mereka yang menderita. Jumlah kasus Covid-19 di dalam negeri hingga Sabtu (17/7) terbilang 2,78 juta. Namun, jumlah orang yang menderita akibat sebaran kasus yang terus meluas mencapai puluhan juta orang, karena ragam kegiatan produktif masyarakat harus dihentikan sejalan dengan penerapan PPKM Darurat.   
 
Kalaupun tidak bisa membantu, minimal menunjukan empati kepada mereka yang menderita. Berempati pada penderitaan orang lain berarti mau menahan diri untuk tidak membuat gaduh ruang publik di tengah situasi darurat seperti sekarang. Tidak juga nyinyir atau menyemburkan kritik-kritik tidak proporsional hanya karena ingin menunjukan diri sendiri paling benar. Sangat bijak jika semua pihak mau memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pemerintah, para dokter, nakes dan para relawan untuk merespons situasi darurat sekarang ini sejalan dengan strategi yang sudah ditetapkan. Kalaupun ada kekurangan atau kelemahan, suarakanlah dengan kritik yang konstruktif dan solutif.
 
Para elite dan pemerhati mungkin layak memaknai aksi sejumlah orang biasa-biasa saja dalam merespons situasi darurat sekarang ini. Mereka tidak bersuara tetapi lebih memilih langsung berbuat untuk menolong mereka yang menderita. Mereka adalah contoh orang biasa yang lebih mengedepankan naluri perikemanusiaannya.
 
Di Jakarta, seorang warga merelakan rumahnya di Cilandak Barat menjadi tempat Isolasi pasien Covid-19. Di Bandung, seorang warga di RW 1/RT 2 Kelurahan Kacapiring juga ikhlas memberi rumahnya untuk dijadikan tempat isolasi mandiri bagi warga sekitar yang terpapar Covid-19. Masih di Bandung, seorang pedagang bubur ayam menyediakan hidangan gratis bagi mereka yang menjalani Isoman. Pedagang bubur ini tergerak menolong setelah melihat ibu-ibu majelis taklim bergotong royong menyediakan konsumsi bagi warga yang terpapar Covid-19.   
 
Di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, para relawan dan ibu-ibu PKK bergotongroyong membangun dapur umum di tiga titik. Mereka menyediakan ribuan nasi kotak untuk diberikan kepada pasien Covid-19 yang tengah menjalani Isoman. Di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, seorang warga setempat pun terpanggil membantu sesama yang sedang menjalani isolasi mandiri. Dia menyiapkan dan mengirimkan makanan berupa soto untuk warga yang sedang menjalani isolasi mandiri.
 
Tentu saja masih banyak aksi-aksi sosial yang dikerjakan masyarakat untuk menolong mereka yang menderita, namun tidak terekspose media. Mereka adalah orang kebanyakan yang oleh kearifan lokal terpanggil untuk mengejawantahkan perikemanusiaannya. Kita bersyukur karena tanpa diminta, mereka memberi teladan yang baik untuk semua orang.***

Penulis: Ketua MPR/Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Hukum UNPAD

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.