Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bamsoet Ajak KBPP Polri Masifkan Vaksinasi Ideologi Dengan Sosialisasi 4 Pilar

Kamis, 9 September 2021 17:03 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kedua kanan) menerima Pengurus Pusat KBPP Polri, di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Kamis (9/9). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kedua kanan) menerima Pengurus Pusat KBPP Polri, di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Kamis (9/9). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengingatkan, selain menyebabkan krisis kesehatan, ekonomi, dan sosial, pandemi Covid-19 juga menyebabkan krisis ideologi. Karenanya, MPR bersama Keluarga Besar Putra-Putri Polri (KBPP Polri) akan terus bersinergi memasifkan 'vaksinasi ideologi' dalam bentuk Sosialisasi Empat Pilar MPR.

Bamsoet, sapaan akrab Bambang, menegaskan, tantangan menghadapi paham radikalisme di Indonesia bukanlah persoalan gampang. Tekanan dan beban kehidupan yang dirasakan semakin sulit dan berat, terutama di saat pandemi saat ini, berpotensi mendorong tumbuh suburnya radikalisme sebagai solusi instan dan pelarian dari berbagai himpitan persoalan hidup.

"Ditambah fakta sosiologis bahwa kita ditakdirkan menjadi bangsa dengan tingkat heterogenitas yang tinggi, menjadikan kita berada dalam posisi rentan dari ancaman potensi konflik," ujar Bamsoet, usai menerima Pengurus Pusat KBPP Polri, di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Kamis (9/9). Jajaran KBPP Polri yang hadir antara lain, Ketua Umum Evita Nursanty, Sekjen Brigjen (Purn) Siswandi, Bendahara Umum Arinta, Ketua Politik dan Hubungan Antar Lembaga Rapsel Ali, Ketua BUMN, Koperasi, UKM dan Kewirausahaan Deddy Sitorus, serta Ketua OKK Enita Adyalaksmita. 

Ketua DPR ke-20 sekaligus Dewan Kehormatan KBPP Polri ini menjelaskan, secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terpisah oleh lautan. Secara sosio-kultural, bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya, adat istiadat, agama dan kepercayaan. Ditambah dengan potensi kekayaan sumber daya alam yang berlimpah, dan posisi geografis yang strategis dalam lalu lintas kemaritiman, menempatkan Indonesia sebagai magnet bagi berbagai kepentingan global. 

"Mengelola kemajemukan bagi negara yang penuh keberagaman seperti Indonesia adalah sebuah keniscayaan. Ketidakmampuan mengelola kemajemukan, dan ketidaksiapan sebagian masyarakat menerima kemajemukan tersebut, berpotensi menimbulkan berbagai gejolak yang dapat mengancam ikatan kebangsaan," jelas Bamsoet. 

Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan Kadin Indonesia ini menyatakan, fenomena tersebut akan dihadapi dalam bentuk, motif, dan gerakan yang berbeda-beda. Misalnya, implementasi dan praktik kehidupan beragama sebagai salah satu jenis identitas yang sifatnya majemuk di Indonesia, pada beberapa kasus turut melahirkan berbagai gejolak tersebut, bahkan di antaranya cenderung bersifat radikal. 

Menurut Bamsoet, wawasan kebangsaan tidak serta merta lahir dan dimiliki secara alamiah. Harus ditanamkan, dijaga, dirawat, agar dapat terus tumbuh, berkembang dan lestari sebagai sebuah sistem nilai.

"Membangun wawasan kebangsaan harus menjadi proses yang berkesinambungan agar mengakar kuat dan tidak lekang oleh dinamika zaman. Serta dilakukan secara masif agar menyentuh seluruh elemen masyarakat. Karena itulah, MPR konsisten melaksanakan vaksinasi ideologi berupa Sosialisasi Empat Pilar, sebagai pembangunan karakter bangsa," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.